5 Tahapan di Balik Pembuatan Produk Tech in Asia Indonesia

pada 7 tahun lalu - by

Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB di tanggal 12 November 2016. Hari itu merupakan momen penting bagi tim Produk dan EngineeringTech in Asia Indonesia, dengan perkenalan fitur baruNotifikasi.

Melalui Notifikasi, semua aktivitas yang terjadi diTech in Asia Indonesiabisa terekam dan pengguna bisa langsung tahu secarareal-time. Namun kali ini kami tidak ingin bercerita tentang fitur baru, tapi bagaimana sebuah fitur bisa hadir untuk kamu semua.

DiTech in Asia Indonesia, kami selalu melakukan lima tahapan ketika akan meluncurkan sebuah produk atau fitur baru. Apa saja? Yuk simak penjelasan lengkapnya.

Hipotesis dan riset

SumberPexel

Semua produk dan fitur yang keluar ke pengguna dimulai dengan hipotesis. Ini bisa datang dari mana saja. Contohnya, masukan dari pengguna danstakeholder,data dan statistik yang masuk, atau pengembangan fitur dan produk dari versi sebelumnya.

Setelah menimbang hal tersebut, kami akan melakukan riset. Biasanya riset ini dilakukan melalui sebuah sesi yang dinamakanuser interview.Dari sini kami bisa mengumpulkan biasanya perilaku user seperti apa, menemukan di manapain pointmereka, dan menyusun solusi apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasinya.

Untuk kasus notifikasi ini, hipotesis datang dari masukan pengguna dan ide dari team internal sendiri. Sedangkan untuk riset, kami mengundang pengguna untuk mengetahui bagaimana mereka biasa menggunakan fitur notifikasi di situs atau aplikasi lainnya.

Desain

SumberPexel

Tentu saja setelah proses pengumpulan data selesai, kami membuat desain yang sesuai dengan data tersebut. Proses desain ini sepenuhnya dilakukan oleh seorang desainer dan biasanya menghabiskan waktu satu minggu, tergantung seberapa kompleks fitur atau produk yang akan kami hadirkan.

Ada dua hal yang biasanya dilakukan ketika melakukan tahan desain yaitu membuatwireframe (low fidelity)dan membuatmockup (high fidelity).Untuklow fidelitysendiri digunakan untuk mengetes alur dari fitur tersebut sehingga bisa prosesnya relatif cepat. Sedangkanhigh fidelitybertujuan untuk mengetes detail dari desain tersebut.

Namun sejak kami membuat UI Kit, tahapwireframingbisa kami lewatkan dan langsung padamockup.Sudah cukup bingung? Tenang, saya akan menjelaskan hal ini di artikel-artikel berikutnya.

Prototyping

Baik itu berupawireframeataumockup,kami selalu membuat prototipe.Hal ini berguna sebagai alat untuk melakukan pengetesan kembali agar desain yang dibuat bisa digunakan dengan mudah oleh pengguna.

Biasanya kami membuat prototipe menggunakan potongan-potongan gambar darimockupdan dirangkai menjadi sebuah alur sistem yang cukup jelas.

Kami biasanya merancang prototipe sedetail mungkin. Mengapa? Karena semakin detail dan semakin menyerupai asli, maka semakin bagus hasil dari pengetesan. Sampai sedetail apa sih? Kalau memungkinkan maka buat sampai sangat menyerupai hasil akhirnya nanti.

Contohnya, ketika membuatprototype registeratauloginmenggunakan media sosial seperti Facebook, kita harus menyediakan juga langkah di mana Facebook meminta autentikasi ke pengguna, dan lain sebagainya.

Usability testing

Kita sampai pada tahapan yang paling penting yaitu menguji prototipe yang sudah kita rancang. Sebenarnya tujuan dari proses ini adalah memberikan kepastian bahwa desain telah kami buat bisa kamu pakai dengan mudah dan memberikanvalueyang baik juga untuk tim Engineering yang akan mengerjakannya.

Engineerperlu mengetahui juga, kalau yang akan mereka kerjakan adalah sesuatu yang sudah melalui riset dan pengujian dengan cukup matang. Adalah sebuah penderitaan bagi tim Engineering jika di tengah-tengah pengerjaan, desain berubah.

Prosesusability testingsendiri kami lakukan dengan cara mengundang pengguna dan memberikan tugas kepada mereka dengan menggunakan prototipe yang sudah rampung. Mereka harus mengerjakan sendiri tanpa arahan dari siapapun. Dari sana nanti akan terlihat kapan pengguna terlihat kebingungan dengan desain yang ada.

Setelah sesi selesai, kami akan mengumpulkan data yang ada dan melakukan perbaikan desain jika dirasa perlu. Iterasi antara prototipe danusability testingakan terus berlangsung sepanjang desain masih pengguna belum bisa memakai fitur atau produk baru tersebut dengan mudah.

Resep siap “dimasak”

Tahap akhir yaitu, menyerahkan seluruh desain dan spesifikasi kepada tim Engineering untuk “dimasak” menjadi sebuah produk. Pada tahap ini memang peran dari tim Produk telah selesai dan selanjutnya giliran tim Engineering, tetapi tim produk tetap memberikan arahan agar produk atau fitur tersebut bisa selesai sesuai ekspektasi.


Kira-kira inilah yang dilakukan tim ProdukTech in Asia Indonesiaselama ini ketika mengembangkan sebuah produk atau fitur. Tidak berhenti sampai di sini, iterasi berikutnya menggunakan metode yang sama akan terus bergulir untuk perbaikan fitur, atau meluncurkan produk atau fitur baru lainnya.

Mungkin kamu bagian dari tim produk di perusahaan tempat kamu bekerja sekarang? Saya dengan senang hati ingin mendengar proses yang dilakukan oleh tim kamu lo. Sampaikan di kolom komentar ya.

The post5 Tahapan di Balik Pembuatan ProdukTech in Asia Indonesiaappeared first onTech in Asia Indonesia.