5 Tipe Teman yang Hanya Jadi Racun Buat Kamu

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Memiliki banyak teman memang sangat menyenangkan. Kamu akan dianggap keren dan populer. Meski begitu, enggak semua teman yang kamu miliki mampu memberi dampak yang positif dalam kehidupan kamu. 

Yap, banyak di antara kamu mungkin enggak menyadari bahwa seseorang yang kamu anggap sahabat atau teman itu sebenarnya toxic friends atau diam-diam merugikan kamu. Nah, tipe-tipe teman seperti apa saja yang perlu kamu waspadai?

Si tukang mempermalukan orang

Kalau kamu memiliki teman yang hobinya mempermalukan kamu di depan banyak orang, jelas ‘tendang’ saja dia dari lingkar pertemanan kamu. Pasalnya, dia enggak akan segan-segan mempermalukan seseorang demi mencapai 'kepuasan' sesaat. Kalau ditegur pun, dia akan bilang "lebay" atau "baperan". Wah, kalau kamu benar-benar memiliki teman seperti ini, sudah cukup tahu saja.

Si tukang menyalahkan orang lain

Dia sering kali membuat kamu berada di posisi yang salah. Sekalipun dia salah, dia akan mencari beribu alasan untuk menyudutkan kamu. Misalnya saja saat dia enggak bisa datang ke sebuah acara, dia akan mencari alasan untuk menyalahkan kamu.

Si dominan

Kalau kamu memiliki teman dengan tipe seperti ini, kamu harus banyak-banyak bersabar. Pasalnya, tipe teman yang satu ini hanya mau didengar dan enggak mau mendengar. Salah satu ciri yang paling terlihat dari tipe teman yang satu ini terlihat saat dia sedang berbincang, dia hanya ingin semuanya berpusat kepadanya. 

Si tukang gosip

Pasti kamu memiliki tipe teman yang satu ini. Dia memiliki kebiasaan membicarakan kejelekan orang lain. Pokoknya saat dia sedang menggunjingkan orang lain, dia enggak akan pernah berhenti. Kalau kamu memiliki teman seperti ini, mending pikir-pikir lagi. Soalnya bukan enggak mungkin dia juga akan membicarakan kejelekan kamu di depan orang lain.

Si tukang ngeluh

Mengeluh memang enggak ada salahnya. Namun, kalau porsinya kebanyakan? Wah kayanya enggak, deh. Apalagi kalau kamu memiliki tipe teman yang seringkali mengeluhkan keadaan dan merasa enggak puas dengan hal-hal yang ada di sekitarnya. Akhirnya, kamulah yang menjadi sasaran keluhannya. Duh!