5 Tradisi Perayaan Lebaran Unik di Indonesia

pada 8 tahun lalu - by



Suara.com– Beragam budaya di Indonesia turut mempengaruhi banyaknya tradisi yang ada, termasuk tradisi khas Lebaran. Sejumlah daerah di Nusantara memiliki tradisi Lebaran yang berbeda seperti Bakar Gunung Api di Bengkulu, menembakkan meriam karbit di Pontianak, dan menyusun lampu minyak membentuk formasi tertentu di Gorontalo.

Tradisi Lebaran ini juga bisa menjadi hiburan tersendiri bagi Anda yang mudik ke daerah-daerah tersebut. Bersama keluarga, Anda bisa melakukan liburan singkat dengan menikmati festival yang diselenggarakan atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada. Berikut lima tradisi unik khas Lebaran yang berhasil dirangkum untuk Anda:

1. Grebeg Syawal di Yogyakarta

Tradisi di Yogyakarta memang juara! Grebeg atau sedekah raja merupakan sebuah tradisi wajib di sini. Sedikitnya, ada tiga grebeg yang diadakan tiap tahunnya, yaitu Grebeg Syawal, Grebeg Maulud, dan Grebeg Besar. Untuk Grebeg Syawal, biasa diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan hari pertama Lebaran.

Grebeg Syawal disebut juga sebagai sedekah Sri Sultan, jadi tak mengherankan jika salah satu komponen wajib dalam grebeg adalah gunungan.

Gunungan ini merupakan hasil bumi yang disusun mengerucut layaknya sebuah gunung dan diarak oleh abdi dalem mengelilingi kawasan keraton, alun-alun, dan Masjid Agung. Selanjutnya, isi gunungan yang terdiri dari nasi, kacang, dan beragam hasil bumi lainnya ini akan diperebutkan oleh warga Yogyakarta juga turis yang datang untuk menyaksikan Grebeg Syawal.

2. Tumbilotohe di Gorontalo

Tiga hari menjelang Lebaran, Gorontalo menyajikan pemandangan yang berbeda. Hampir seluruh kawasan Gorontalo diterangi lampu minyak, mulai dari halaman masjid, rumah warga, gedung pemerintahan, sampai tepi jalan raya. Tradisi ini disebut dengan Tumbilotohe yang dalam bahasa setempat berarti “memasang lampu”.

Berabad-abad yang lalu saat belum ada listrik, warga Gorontalo secara sukarela memasang lampu minyak di depan rumah dan di jalan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah orang-orang yang ingin berangkat ke masjid di malam hari atau yang ingin membagikan zakat fitrahnya.

Sekarang, tradisi ini tetap dilakukan, bahkan dengan lebih meriah karena lampu minyak akan disusun sedemikian rupa hingga membentuk beragam formasi, seperti masjid, ketupat, dan Al Quran.

3. Ronjok Sayak di Bengkulu

Di Bengkulu, Lebaran dirayakan dengan membakar gunung api. Tak perlu kaget, warga tidak benar-benar membakar gunung, melainkan susunan batok kelapa kering yang dibuat tinggi menjulang. Tradisi unik ini disebut dengan Ronjok Sayak. Pada malam takbiran, warga melakukan aksi bakar gunung api di depan rumah.

Ronjok Sayak biasa dilakukan oleh suku Serawai. Menurut kepercayaan setempat, batok kelapa yang disusun dan dibakar merupakan tanda ucapan syukur pada Tuhan sekaligus sarana mengirim doa untuk arwah sanak keluarga yang telah meninggal. Setelah acara bakar-bakaran, warga akan mengirim makanan untuk para tetangga dan kerabat dekat.

4. Meugang di Aceh

Di Aceh, tradisi sembelih kambing dan sapi tidak hanya dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha. Pada saat Lebaran, warga Aceh, mulai dari yang tinggal di kampung sampai kota, ramai-ramai menyembelih kambing dan sapi sebagai ucapan rasa syukur dipertemukan kembali dengan Hari Raya Idul Fitri.

Meugang biasa dilakukan di masjid setempat. Daging hasil penyembelihan kemudian dimasak beramai-ramai dan dibagikan kepada kaum duafa. Tradisi ini terus dilaksanakan sampai sekarang untuk menjaga kerukunan antar warga Tanah Rencong.

5. Festival Meriam Karbit di Pontianak

Pontianak menjadi salah satu kota dengan perayaan Lebaran paling meriah di Indonesia. Jika di sebagian kota atau daerah menyalakan petasan dilarang, Pemerintah Kota Pontianak malah memberi fasilitas bagi warganya. Setiap tahun, pemerintah setempat mengadakan Festival Meriam Karbit yang diselenggarakan dari H-3 sampai H+3 Lebaran.

Di tepi Sungai Kapuas, tepatnya di Jalan Imam Bonjol, akan berjejer meriam karbit raksasa buatan warga yang berpartisipasi. Setiap meriam terbuat dari kayu dengan diameter 50 cm dan panjang mencapai 4 M. Jika dinyalakan, suara meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius 5 km!

Anda tidak mudik di Lebaran 2016 ini tapi ingin ikut merasakan kemeriahannya? Datang saja ke daerah-daerah di atas untuk menyaksikan sederet tradisi unik tersebut. Khawatir dengan harga tiket pesawat yang melambung di masa mudik? Tenang.Travelokapunyabanyak promo menarikyang ditawarkan agar Anda tetap bisa terbang dan bebas cemas akan harga tiket.

Artikel ini bekerjasama dengan Traveloka