5 Wanita yang Ikut Serta di Pilkada 2018
Pemilihan Kepala Daerah 2018 sudah di depan mata. Dalam pemilihan kali ini, ada sebanyak 8,85 persen atau 101 wanita yang terdaftar sebagai calon kepala daearah di Komisi Pemilihan Umum. Dari angka itu, sebanyak 49 perempuan mencalonkan diri sebagai kepala daerah dan 52 perempuan lainnya mencalonkan diri sebagai wakil kepala daerah.
Bila dilihat dari jumlah tahun sebelumnya, terlihat ada peningkatan keterlibatan wanita dalam dunia politik pada tahun ini, meskipun memang tidak terlalu signifikan. Pada Pilkada tahun 2015 ada sebanyak 7,47 persen wanita yang terlibat, sedangkan pada 2017 menurun menjadi 7,17 persen.
Peningkatan keterlibatan wanita di dunia politik tentu memberikan angin segar terhadap para wanita lain di luar sana. Sebab kaum hawa tentu berharap, dengan adanya keterwakilan wanita sebagai pemimpin daerah, bisa memperjuangkan hak-hak khususnya terhadap perempuan dan anak.
Nah, berikut adalah lima daftar wanita yang ikut serta dalam Pilkada 2018. Siapa saja mereka?
1. Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa adalah Menteri Sosial Indonesia ke-27 dan menjabat dalam pada masa pemerintahan Jokowo-JK. Ia juga pernah menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ke-5 pada Kabinet Persatuan Nasional. Gelar sarjana yang ia miliki didapat pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya.
Setelah menjadi menteri, ia pernah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2013 dengan nomor urut empat bersama Herman Surjadi Sumawiredja mantan Kapolda Jawa Timur dan didukung oleh PKB, PKPB, PKPI, Partai Kedaulatan, PMB, dan PNUI. Namun sayangnya mereka kalah dengan pasangan nomor urut satu Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Pada Pilpres 2014, ibu empat anak ini diminta menjadi salah satu juru bicara politik pasangan Jokowi-JK. Hasilnya berbuah manis. Jokowi menang, dan meminta Khofifah menjadi menteri sosial pada kabinet Kerja 2014-2019.
Pada 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 dan digantikan oleh Idrus Marham. Khofifah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 bersama Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak, Bupati Trenggalek dengan nomor urut satu dan didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PPP, Partai NasDem, PAN, dan Hanura.
2. Nurul Arifin
Nama Nurul Arifin tentu sudah tak asing di telinga Anda. Sebab sebelum terjun ke dunia politik, perempuan kelahiran Bandung ini pernah aktif di dunia hiburan pada tahun 90-an.
Nurul memulai karier politiknya pada tahun 2004, saat itu ia mejadi anggota DPR Fraksi Golkar periode 2004-2009. Setelah itu ia kembali menjabat sebaga angota DPR dari partai yang sama untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat VII.
Selain sebagai calon Walikota Bandung dalam Pilkada 2018, saat ini Nurul masih menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Golkar. Ia juga menjadi anggota Teman Serikat di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, menjabat sebagai Ketua Bidang Pemenangan Partai Golkar Wilayah Jawa Barat Tengah.
3. Puti Guntur Soekarno
Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno atau yang lebih dikenal dengan Puti Guntur Soekarno adalah seorang anggota DPR periode 2009–2014 dan 2014?2019. Ia juga merupakan cucu dari Presiden Pertama RI, Soekarno dari anak pertama dari Guntur Soekarnoputra.
Sebelum memasuki gelanggang politik, Puti aktif belajar dan menjadi relawan budaya melalui Kelompok Swara Mahardhikka. Dia juga peduli pada pendidikan generasi muda melalui Yayasan Fatmawati Soekarno. Ketekunannya di yayasan tersebut membuat dia masuk ke Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda, olah raga, pariwisata, ekonomi kreatif, dan perpustakaan nasional.
Meski menjadi cucu proklamator, Puti termasuk pribadi yang ramah, membumi, dan sangat egaliter dalam pergaulan sehari-hari. Dia juga dikenal sebagai penggemar berat film-film India alias Bollywood seperti Jodha Akbar dan Kabhi Khushi Kabhie Gham. Sebagian besar film-film India yang dia sukai bertemakan epic history.
4. Ida Fauziyah
Ida Fauziyah merupakan anggota DPR RI dari Fraksi PKB yang menjadi calon wakil Gubernur Jawa Tengah 2018. Ida berpasangan denagn Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Sudirman Said. Ida memulai kariernya di dunia politik sejak tahun 1999. Saat itu, ia sudah menjabat sebagai anggota DPR periode 1999-2004. Ia lalu melanjutkan karier politiknya dengan menjadi anggota DPR periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-hingga sekarang.
Pada tahun 2013, Ida sempat menjabat sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI. Saat ini, wanta yang juga sempat menjadi Ketua Dewan Pengurus Pusat Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa/PPKB itu menjabat sebagai ketua Fraksi PKB.
Ida juga sempat menjadi "Ketua DPR" saat kisruh antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) pada 2014 lalu, ketika proses penentuan pimpinan DPR. Fraksi dari KIH membentuk DPR tandingan atas kubu pimpinan DPR dari Koalisi Merah Putih (KMP).
Selain itu, wanita kelahiran 16 Juli 1969 ini sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU periode 2010-2015.
5. Karolin Margret Natasa
Karolin Margret Natasa atau yang lebih dikenal dengan Karolin mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Timur untuk meneruskan jejak sang ayah, Cornelis, yang sebelumnya juga menjabat ibu kota provinsi Pontianak tersebut.
Dokter lulusan Universitas Atmajaya Jakarta ini memulai kariernya di dunia politik saat ia sebagai anggota DPR-RI komisi IX dari partai PDI Perjuangan periode 2009-2014. Saat itu, di Komisi IX dia menangani khusus masalah kependudukan, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi. Selain menjadi sebagai anggota DPR-RI, saat itu Karolin juga menjabat sebagai anggota MPR-RI.
Pada Pemilu Legislatif 2014, Karolin juga pernah maju sebagai bakal calon anggola legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di daerah pemilihan Kalimantan Barat. Ia ditempatkan di nomor urut 2 setelah Dolfie O.F.P.
Dalam Pemilu 2014 itu, dia meraih 397.481 suara sah yang menempatkan dia di peringkat pertama caleg (calon legislatif) dengan raihan suara terbanyak se Indonesia.
Sebelum memutuskan sebagai Cagub Kalbar, Karolin juga sempat menjadi Bupati Landak periode 2017-2022. Namun, akhirnya dia memutuskan mengundurkan diri dan kembali bertarung merebut jabatan politik kepala daerah di Kalbar bersama cagub lainnya.