6 Tanda Hamil yang Diketahui dengan Cara Ajaib

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Dua garis di test pack, adalah tanda hamil! Mudah sekali ya, mengetahuinya. Tapi tahukah Anda, tes kehamilan yang bisa dilakukan di rumah seperti yang kita miliki saat ini, baru dikenal secara luas pada tahun 1978. 

Dan meski sama-sama bekerja dengan mendeteksi tingkat jejak hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (hCG) dalam urin, saat itu masih butuh waktu dua jam untuk mendapatkan hasilnya. Tingkat akurasinya pun belum setinggi alat uji kehamilan yang kini kita miliki.

Jadi coba bayangkan bagaimana para wanita zaman dulu harus mencari tahu soal kehamilannya. Tidak semudah dan senyaman kita, Moms! Sebelumnya, untuk melihat tanda hamil, mereka harus menunggu sampai seorang wanita mengalami keterlambatan haid atau gejala muntah-muntah. 

Bila ingin mengetahui lebih cepat, beberapa cara yang cukup 'ajaib' atau tampak aneh bagi kita terpaksa dilakukan. Apa saja misalnya? 

1. Uji Gandum

Salah satu tes kehamilan di rumah yang paling awal berasal dari Mesir Kuno. Pada 1350 SM, untuk mengetahui kehamilan, seorang wanita disarankan untuk buang air kecil di atas biji gandum selama beberapa hari. Jika gandum bertunas, tandanya ia hamil. Jika tidak bertunas, berarti tidak hamil. 

Aneh, ya? Tapi pada tahun 1963, sebuah penelitian membuktikan bahwa uji gandum ini memang bisa menentukan kehamilan dengan tingkat akurasi hingga 70 persen! Artinya, uji gandum yang dipakai bangsa Mesir Kuno bukan uji asal-asalan belaka. 

2. Tes Bawang

Kalau orang Mesir Kuno punya uji gandum, orang Yunani Kuno punya tes bawang. Catatan Hippocrates, yang dipuji sebagai bapak kedokteran, menyarankan tes kehamilan dengan cara memasukkan bawang ke dalam vagina selama semalaman. Jika napas wanita tersebut berbau bawang keesokan paginya tandanya dia tidak hamil, dan sebaliknya.

Apa hubungannya? Konon, ini didasarkan pada gagasan bahwa rahim wanita yang terbuka akan membawa aroma bawang ke mulutnya seperti terowongan angin. Sementara jika dia hamil, maka rahimnya akan tertutup, sehingga tidak ada terowongan angin itu.

3. Tes Gerendel

Apa hubungannya gerendel dengan tanda hamil seorang wanita? Ternyata menurut The Distaff Gospels --kumpulan pengetahuan medis wanita yang ditulis pada akhir abad ke-15-- adatuh,Moms. Karena di dalamnya disarankan penggunaan gerendel atau pengunci pintu ini untuk tes kehamilan!

Caranya, gerendel yang dibuat dari logam, dimasukkan ke dalam baskom berisi urin seorang wanita. Biarkan selama tiga atau empat jam, lalu buang urin hingga tidak tersisa. Setelah itu, lihat, apakah ada noda bekas gerendel di dalam baskom. Bila ada, bisa dipastikan bahwa wanita itu hamil. Jika tidak, dia tidak hamil. Anda percaya?

4. Urin dan Alkohol

Masih seputar urin, masyarakat Eropa pada abad ke-16 juga percaya bahwa urin wanita hamil berbeda dengan wanita yang tidak hamil atau dengan urin pria. Sehingga para ahli pada saat itu mengklaim bahwa mereka dapat menentukan apakah seorang wanita sedang hamil atau tidak dengan melihat warna dan karakteristik urinnya. 

Caranya, urin akan dicampur dengan anggur dan mengamati perubahan warnanya. Ini memang masuk di akal mengingat bahwa alkohol dapat bereaksi terhadap protein yang ada pada wanita hamil. 

5. Tatapan Mata

Seorang dokter abad ke-16, Jacques Guillemeau, mengklaim bahwa kita bisa melihat tanda hamil dari mata seorang wanita. Menurut Guillemeau, pada awal bulan kedua kehamilan, seorang wanita hamil tatapan matanya akan tampak lebih dalam dengan pupil kecil, kelopak yang terkulai dan pembuluh darah kecil yang bengkak di sudut mata.

Pendapat Guillemeau ini belum bisa dibuktikan. Tapi setidaknya, dia benar tentang satu hal: mata Anda memang dapat berubah selama kehamilan. Pasalnya, kehamilan dapat mempengaruhi penglihatan Anda. Inilah mengapa wanita hamil sering merasa perlu mengganti kacamata untuk sementara waktu saja. 

6. Warna Labia dan Vagina

Pada awal kehamilan, kira-kira enam sampai delapan minggu, warna labia dan vagina seorang wanita menjadi lebih gelap, kebiruan atau ungu-merah. Ini karena peningkatan aliran darah ke area tersebut. 

Tak heran kalau seorang dokter di Prancis menjadikan warna labia dan vagian sebagai tanda kehamilan pada tahun 1836. Tanda hamil Ini kemudian dikenal sebagai tanda Chadwick, setelah James Read Chadwick, seorang dokter kebidanan yang membawa penemuan itu pada pertemuan American Gynecological Society pada tahun 1886. 

Tapi mengingat warna kulit kita berbeda-beda dan jarang ada orang yang memerhatikan dengan seksama seperti apa warna labia dan vaginanya sehari-hari, susah juga ya Moms, mempraktikkan cara yang satu ini? Kalau Anda, pilih cara yang mana?