7 Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang LRT Jabodebek
Pemerintah tengah gencar menggarap proyekLight Rail Transit(LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) untuk mengatasi kemacetan di wilayah tersebut. LRT ini nantinya akan melintas sepanjang 43 km dengan rute Cibubur - Cawang - Kuningan - Dukuh Atas - Bekasi Timur - Cawang.
Berikut 7 hal yang perlu kamu tahu tentang LRT Jabodebek dirangkumkumparan(kumparan.com), Sabtu (9/12):
1. Pemerintah Tunjuk KAI sebagai Investor Utama
Pembagian proyek ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perspres) 49/2017 yang menunjuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Dalam Perpres tersebut juga disebutkan bahwa KAI ditetapkan sebagai investor utama dari proyek pembangunan LRT Jabodebek.
Adhi Karya melakukan pembangunan sarana dan prasarana depo sedangkan KAI bertugas sebagai konsesi operasi sarana dan kontraktor untuk sarana.
2. Nilai Investasi LRT Turun Menjadi Rp 29,9 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, nilai investasi proyek LRT Jabodebek diputuskan sebesar Rp 29,9 triliun. Sebelumnya, nilai investasi LRT Jabodebek ditaksir sebesar Rp 31,8 triliun lantaran harus menambah stasiun baru, serta pergantian sistem operasi darifix blockmenjadimoving block.
Dia merinci, biaya investasi LRT Jabodebek sebesar Rp 29,9 triliun bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar Rp 1,4 triliun di 2015, PMN untuk KAI di 2018 sebesar Rp 7,6 triliun, pinjaman KAI ke perbankan sebesar Rp 18,1 triliun, serta penerbitan saham baru Adhi Karya sebesar Rp 4,2 triliun.
3. Rute LRT
Proyek LRT ini rencananya akan digarap pada jalur Cibubur-Cawang yang memiliki jarak 14,3 km. Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan untuk rute Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 km, dan Cawang-Bekasi Timur 18,3 km. Sedangkan untuk pembangunan di tahap kedua dari lintasan Dukuh Atas-Palmerah-Senayan 7,8 km, Cibubur-Bogor 25,0 km, dan Palmerah-Grogol 5,7 km.
4. Tiket LRT Disubsidi Pemerintah Selama 12 Tahun
Dalam Perpres, untuk meningkatkan keterjangkauan tarif LRT Jabodebek, pemerintah memberikan subsidi/bantuan dalam rangka penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik/Public Services Obligation.
"Pemerintah akan mendukung melalui subsidi selama 12 tahun untuk mendukung kemampuan KAI di dalam membayar kembali pinjaman untuk menyelesaikan protek LRT," ucap Sri Mulyani.
Meski demikian, Sri Mulyani masih belum dapat memastikan tarif final untuk tiket LRT dan meminta Kemenhub untuk melakukan kesepakatan dengan KAI mengenai tarif.
5. Mulai Beroperasi Juli 2018
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan infrastruktur proyek LRT Cawang-Cibubur diharapkan bisa selesai pada 2018. Sehingga, transportasi publik yang diklaim bisa mengangkut 16 ribu orang dalam satu jam tersebut bisa beroperasi pada 2019.
Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, jalur LRT fase I dengan rute Kelapa Gading-Rawamangun Velodrome sepanjang 5,8 km sudah berjalan sekitar 80%. Ia yakin pembangunan akan selesai tepat waktu, dan ditargetkan beroperasi pada Juli 2018.
"Sampai ke April gerbong danrolling stock-nya sudah mulai masuk. Berikutnya akan adaconditioningsetelah itu Insyaallah Juni dan Juli sudah bisa beroperasiin time for theAsian Games," ujar Sandi.
6. Bank Mandiri Siapkan Rp 5 Triliun untuk Biayai Poyek LRT
KAI akan menerima dana pinjaman sebesar Rp 18,1 triliun dari perbankan untuk proyek LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Pinjaman tersebut akan didapat dari 3 bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 2 bank swasta.
Salah satunya Bank Mandiri yang akan menyiapkan dana sekitar Rp 5 triliun untuk pembiayaan depo dan TOD ke Adhi Karya. Pinjaman tersebut akan dikenai bunga sebesar 8,25% per tahun.
7. Pemerintah Batalkan Joint Venture
Pemerintah membatalkan pembentukan badan usaha patungan (joint venture) untuk membiayai proyek LRT Jabodebek
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, tingkat pengembalian investasi atauInternal Rate of Return(IRR) proyek masih tetap di angka dua digit. Hal tersebut dapat membuat pihak yang membangun proyek ini bernafas lega. "Project equity-nya di 8,9%, sehingga IRR-nya tetap di dua digit antara 11%-12%," ungkap Luhut.