7 Pemain Sepak Bola yang Meninggal di Liga Indonesia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sepak bola menjadi satu-satunya cabang olahraga yang sangat digemari oleh mayoritas penduduk dunia. Bahkan, menurut data UEFA, separuh penduduk dunia menonton pertandingan sepak bola.

Sayangnya, seringkali dilupakan bahwa sepak bola merupaka olahraga keras yang sarat akan benturan fisik yang sering kali menyebabkan cedera serius, bahkan kematian.

Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan meninggalnya kiper senior Persela Lamongan, Choirul Huda, yang meninggal dunia saat berlaga melawan Semen Padang. Berikut 6 pemain sepak bola yang berlaga di liga Indonesia yang meninggal di lapangan

 

1. Eri Irianto

Gelandang Persebaya Surabaya ini meninggal setelah mengalami insiden dalam pertandingan Liga Indonesia kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November pada 3 April 2000, akibat bertabrakan dengan pemain PSIM, Samson Noujine Kinga, hingga pingsan.


Pesepak bola ini kemudian menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dokter Soetomo setelah mengalami gagal jantung. Untuk mengenang jasa Eri, Persebaya mengabadikan nama Eri Irianto untuk mes pemain Persebaya. Tim Bajul Ijo juga memensiunkan kostum Eri yang bernomor punggung 19.

 

2. Bruno Zandonadi

Pesepakbola asal Brasil yang bermain di liga utama Indonesia ini menghembuskan napas terakhir pada 13 Oktober 2012 di Rumah Sakit Usada Insani, Tangerang, karena menderita radang selaput otak.

Striker ini
memulai karier sepak bola di Indonesia sejak 2004 dengan mengenakan seragam Petrokimia.

Sebelum hijrah ke Persikota, Bruno pernah memperkuat Persiba Balikpapan, Persita Tangerang, PSIS Semarang, dan Persikota Tangerang.


3. Diego Mandieta

Pemain Persis Solo asal Paraguay ini meninggal dunia pada 3 Desember 2012 memang tidak meninggal di lapangan saat bertanding, melainkan akibat komplikasi penyakit.

Menurutpasoepati.net, Diego sebelumnya sudah tiga kali berpindah rumah sakit. Awal November 2012, dia harus dilarikan ke RSI Yarsis Solo. Dalam pemeriksaan, Diego didiagnosis awal menderita tifus. Lantas, dia pun dirujuk ke RS Moewardi. Di sana, dia dirawat hingga mengembuskan napas terakhir.

Ironisnya, dalam masa perawatan hingga tutup usia, Diego dilaporkan kesulitan membiayai beban rumah sakit. Hal ini karena gaji dan bonus dari pihak klub Persis Solo tak kunjung turun.


4. Sekou Camara

Penyerang Pelita Bandung Raya asal Mali ini meninggal dunia saat sesi latihan pada 27 Juli 2013 karena serangan jantung.

Pemain yang baru bergabung dengan PBR pada Mei 2013 ini sempat kolaps dan nyawanya tak tertolong dalam perjalanan ke rumah sakit.

 

5. Akli Fairuz

Pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, menghembuskan napas terakhir pada 16 Mei 2014 di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh.Akli meninggal akibat berbenturan dengan penjaga gawang PSAP Sigli, Agus Rohman, dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Dhimurtala, Banda Aceh, 10 Mei 2014.
 

6. Jumadi Abdi

Sungguh malang nasih pesepakbola nasional ini. Dia meninggal dunia pada 15 Maret 2009. Jumadi yang kala itu membela PKT Bontang, sebelumnya terlibat benturan dengan Denny Tarkas, Persela Lamongan. Jumadi mengalami cedera serius di bagian perut. Sempat dirawat selama delapan hari dan menjalani operasi, namun nyawanya tak bisa diselamatkan.

 

 

Status legenda Persela sendiri layak disematkan untuk Huda. Huda yang asli Lamongan memperkuat Persela sejak tahun 1999 dan tidak pernah pindah ke lain hati. "Manejemen Persela secara resmi memensiunkan Nomor Punggung #1 #onemanoneclub #ripchoirulhuda #persela #lamongan," tulis Persela dalam akun twitternya. . Dengan keputusan ini maka nomor 1 abadi menjadi milik Huda. Nomor ini tidak akan digunakan oleh pemain lain yang memperkuat Persela di masa depan.(@bolalobfootball) . #sepakbolaID #sepakbolaINDONESIA

A post shared by sepakbola INDONESIA (@sepakbolaid) on

7. Choirul Huda

Terbaru, kiper kawakan Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia pada Minggu 15 Oktober 2017 lalu lanjutan Liga 1 Indonesia 2017 saat menjamu Semen Padang.

Benturan dengan rekan satu timnya, Ramon Rodriguez, menimbulkan trauma keras di bagian kepala sehingga menyebabkan kiper 38 tahun ini tak sadarkan diri di lapangan. Sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soegiri, nyawa Choirul Huda tak tertolong.

Sepanjang kariernya, Choirul Huda hanya pernah memperkuat satu klub, yakni Persela Lamongan. Dikabarkan, beberapa kali dia menolak berbagai tawaran meninggalkan klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut


Artikel Terkait:

Belajar dari Choirul Huda, Waspadai Benturan di Kepala

Tips Tangani Cedera, Hindari Kasus Choirul Huda