80 Persen Telepon Spam Pakai Kedok Layanan Keuangan

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Ternyata sekitar 80 persen panggilan spam yang dilakukan di seluruh dunia menggunakan kedok sebagai layanan kuangan atau financial services. Sisanya, sebanyak 19 persen berkedok penjualan, dan hanya 1 persen yang merupakan scam atau penipuan.

Data tersebut berasal dari laporan Truecaller, platform global ternama yang mampu memverifikasi nomor telepon dan memblokir komunikasi yang tidak diinginkan. Dalam data yang bertajuk Truecaller Global Spam Report edisi ke-5 ini Afrika Selatan selalu menjadi salah satu negara paling banyak menempati spam di dunia. Afrika pernah menempati posisi kelima pada tahun 2017, keempat pada tahun 2018, dan keenam pada tahun 2019. Sempat berada pada posisi yang baik di tahun 2020 dengan menempati ranking 17, namun kembali lagi di posisi sepuluh besar (no.9) tahun ini.

Data lain juga ditemukan jika total panggilan spam di Indonesia mencapai hampir 12,6 juta pada Januari 2021. Kemudian angka itu meningkat menjadi lebih dari 25 juta spam call pada Oktober 2021.

"Sedangkan dalam level global, Truecaller mengidentifikasi adanya 184.5 miliar panggilan dan 586 miliar pesan spam. Di antara jumlah tersebut, 37,8 miliar panggilan dan 182 miliar pesan diidentifikasi dan diblokir sebagai spam. Truecaller berhasil membantu lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia dalam memblokir dan mengidentifikasi 37,8 miliar panggilan spam," ujar Alan Mamedi, CEO dan co-founder Truecaller, dalam keterangan resminya, Senin, 19 Desember 2021.

Berdasarkan Global Spam Report 2021, Indonesia kembali menempati posisi enam teratas dengan peningkatan jumlah spam yang signifikan. Di Indonesia, penipu mengincar target dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, bahkan dapat menggali detail informasi latar belakang dan catatan keuangan korbannya.

Data Statistik lain yang tak kalah penting adalah Indonesia menjadi salah satu dari dua negara (selain Vietnam) dalam daftar 20 negara dengan spam terbanyak yang mencatatkan lebih dari dua kali lipat peningkatan volume panggilan spam selama Januari hingga Oktober 2021 saja.

"Rata-rata orang Indonesia menerima 14 panggilan spam setiap bulan," katanya.

Masalah ini diperparah dengan masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan ini. Tepatnya, jumlahnya hanya 1 persen dari seluruh panggilan yang diblokir ditandai sebagai penipuan, sementara angka ancaman scam terus tumbuh subur.

“Data kami menunjukkan bahwa orang Indonesia menjadi target penipuan dengan semakin tingginya tingkat teror komunikasi tidak diinginkan, menyebabkan jutaan pengguna smartphone di Indonesia berisiko menjadi korban penipuan," tambah Mamedi.

Lonjakan panggilan spam di Indonesia membutuhkan aksi lanjutan yang serius. Sebuah agensi keamanan siber SOCRadar baru saja meluncurkan laporan lanskap ancaman siber di Indonesia, yang mengamati bahwa terjadi peningkatan ancaman situs gelap atau dark web.

Terdapat database dari jutaan orang Indonesia dijual bebas di situs gelap mengandung informasi sensitif seperti nama, nomor telepon, tanggal lahir, nomor KTP, hingga gaji bulanan. Dalam hal kategori spam, sebagian besar spam call berasal dari layanan keuangan, sedangkan berada di posisi kedua adalah spam yang berasal dari sales mencapai 19 persen.

Truecaller menyediakan teknologi guna membantu melindungi masyarakat di Indonesia dari ancaman yang terus mengganggu ini.