89 Ribu Karyawan Perusahaan Teknologi Kena PHK Sepanjang 2024

pada 6 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Musim dingin di dunia teknologi sampai saat ini masih terus berlangsung. Di bulan Januari saja, sudah ada 100 perusahaan teknologi dunia yang melakukan pemangkasan karyawan dengan alasan penghematan biaya operasional dan untuk mengatur strategi agar perusahaan tetap stabil selama satu tahun ke depan.

Setelah 5 bulan berjalan, per akhir Mei 2024 ini, perusahaan teknologi dunia yang melakukan pemangkasan karyawan mencapai 302 perusahaan. Angka ini dilaporkan oleh situs Layoffs.fyi yang terus mencatat tren ini dari tahun 2022 lalu.

Pemangkasan tersebut menyebabkan 89,105 karyawan terdampak dan harus kehilangan pekerjaan mereka. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah karena salah satu perusahaan terbaru yang akan melakukan PHK massal adalah TikTok.

Perusahaan milik Elon Musk, Tesla jadi perusahaan teknologi yang paling banyak melakukan PHK tahun ini dengan 14 ribu karyawan yang terdampak, menggeser SAP dari Jerman yang memangkas 8.000 karyawan secara global.

 

 

 

Selanjutnya, perusahaan Dell juga memangkas kurang lebih 6000 karyawannya dan disusul oleh Toshiba dengan 4.000 karyawan.

Terlepas dari itu, jika dilihat dari grafik yang dibagikan olehLayoffs.fyi, jumlah karyawan dan perusahaan yang melakukan PHK massal terlihat mengalami penurunan dibandingkan Q1 tahun 2023 lalu.

Di Q1 2024, tercatat sebanyak 57.099 karyawan harus terdampak PHK karena Tech Winter. Sementara di Q1 2023 lalu, jumlah karyawan teknologi yang terdampak Tech Winter mencapai angka 167.574 alias 3x lebih banyak dari tahun ini.

Jumlah perusahaan yang melakukan PHK juga mengalami penurunan di kuartal pertama tahun ini. Di kuartal pertama 2023, jumlah perusahaan yang melakukan PHK karyawan mencapai 585 perusahaan sementara Q1 tahun ini hanya mencapai 237 perusahaan.

 

 

Tren penurunan ini diharapkan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024. Apalagi saat ini para perusahaan banyak mencari talenta teknologi yang melek terhadap tren teknologi terbaru seperti AI.

Menurut laporan dari Glints, permintaan terhadap talenta teknologi terbilang masih tinggi, salah satu yang dicari adalah pekerja atau talenta yang berkaitan dengan teknologi AI. Selain itu, para startup juga semakin banyak mencari talenta-talenta lintas negara untuk menambah keragaman tim dan kecakapan terspesialisasi sebagai bentuk meningkatkan efektivitas biaya serta profitabilitas.