9 Mitos Tentang Gigi Manusia yang Sudah Tidak Perlu Anda Percaya Lagi

pada 7 tahun lalu - by

Kondisi gigi bisa menggambarkan kesehatan tubuh pemiliknya secara keseluruhan. Itu sebabnya, orangtua selalu menekankan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak kecil. Namun, sayang masih banyak mitos seputar kesehatan gigi yang ternyata selama ini salah. Apa saja? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Mitos seputar kesehatan gigi yang ternyata tidak benar

Berikut ini beberapa mitos seputar kesehatan gigi yang harus Anda ketahui:

1. Semakin putih gigi, semakin sehat

Salah. Banyak yang menganggap bahwa gigi putih mengkilap itu sehat. Nyatanya ini tidak benar. Gigi yang putih tidak selalu menandakan sebagaigigi sehat. Warna gigi alami bisa bervariasi dari satu orang ke orang lain. Jadi, bisa saja, orang yang sebenarnya bergigi sehat memiliki warna gigi yang lebih gelap dibandingkan orang lain. Terlebih seiring bertambahnya usia gigi manusia akan mengalami perubahan warna secara alami.

Yang perlu dipahami, perubahan warna gigi juga bisa terjadi saat gigi mulai rusak. Inilah salah satu alasan kenapa banyak orang mengaitkan perubahan warna pada gigi dengan gigi yang tidak sehat. Padahal tidak selalu demikian.

2. Gula adalah musuh terbesar gigi

Tidak selalu. Sebenarnya penyebab dari kerusakan gigi adalah adanya kombinasi bakteri, gula, dan asam di dalam mulut. Sisa karbohidrat dalam gigi adalah makanan untuk bakteri ini. Nah, gula termasuk dalam kategori karbohidrat. Begitu juga makanan sehat atau sereal yang kita makan dan tersisa atau menempel di gigi. Hal tersebut tentu bisa menjadi salah satu penyebabkerusakan gigiakibat sisa-sisa makanan yang menumpuk dan membusuk di sela-sela gigi.

Itu sebabnya, penting untukgosok gigisetelah makan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan– dengan tenggat waktu sekitar 30 menit setelah makan. Terutama setelah Andamakan permen atau makan makanan manis lainnya. Sikat gigi ini gunanya untuk menyingkirkan gula dan asam yang dapat merusak gigi.

3. Dilarang ke dokter gigi kalau sedang hamil

Salah. Malah sebaliknya, jika Anda punyagigi berlubang selama hamilkemudian berkembang meradang, gigi bermasalah itu seharusnya segera dicabut. Namun, banyak ibu yang mungkin enggan berobat ke dokter gigi karena takut obat bius untuk cabut gigi bisa membahayakan janin dalam kandungan. Tenang. prosedur bius lokal sudah terbukti aman untuk ibu hamil. Namun, saat berkonsultasi Anda tetap tidak boleh lupa untuk beri tahu dokter gigi kalau Anda sedang hamil.

4. Sakit gigi dapat disembuhkan cukup dengan minum obat penghilang rasa sakit

Tidak selalu. Pada dasarnya obat penghilang rasa sakit hanya membantu untuk menghilangkan rasa sakit sementara, namun infeksi bakteri pada gigi tetap ada dan suatu waktu rasa sakit akan timbul lagi.

Maka jika terjadi karies, gigi tersebut harus dirawat. Bila karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Namun bila jaringan syaraf sudah terekspos, maka gigi sudah tidak bisa langsung ditambal tapi harus dilakukanperawatan saluran akar gigi terlebih dulu.

5. Kebiasaan mengisap jempol bikin gigi tonggos

Benar. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwakebiasaan isap jempol anak dapat menyebabkan gigi depan maju, alias tonggos. Meski begitu, hal ini bergantung pada beberapa hal. Misalnya, lamanya si anak terbiasa mengisap jari, seberapa sering ia menghisap jari dalam sehari, dan seberapa kuat isapan si anak. Semakin sering, lama, dan kuat ia mengisap jempol, maka peluang gigi tonggos juga makin besar. Apalagi jika dilakukan nnstop sampai anak berusia 5 tahun.

6. Sikat gigi pakai bulu sikat keras lebih bersih

Salah. Gigi juga bisa bersih dengan sikat gigi halus. Bahkan beberapa dokter gigi justru merekomendasi untuk menggunakan sikat gigi halus agar tidak melukai gusi dan merusak enamel.

Bukan perkara lembut atau kerasnya bulu sikat yang Anda pakai supaya gigi tetap bersih, melainkancara menggosok gigilahyang harusnya tepat Misalnya, rajin gosok gigi dua kali sehari dan mengganti sikat gigi setiap 3 atau 4 bulan.

7. Memutihkan gigi bisa merusak enamel

Salah. Bahan utamamemutihkan gigiadalah hidrogen peroksida dan hidrogen karbon, yang berfungsi sebagai alat oksidasi untuk menghilangkan noda dari permukaan enamel atau lapisan terluar gigi.

Bila jumlahnya tak berlebihan, pemutih gigi aman digunakan. Namun, apabila zat pemutih gigi mengandung terlalu banyak asam, maka itulah yang berbahaya buat enamel. Begitu juga penggunaan produk yang berlebihan atau salah sehinga berisiko merusak enamel.

8. Gigi yang sakit harus langsung dicabut, jangan ditambal dulu

Salah. Banyak yang merasa bahwa saat saat sakit gigi, lebih baik langsung dicabut daripada harus ditambal dulu karena setelah ditambal masih bisa sakit lagi. Faktanya,pencabutan gigi harusnya menjadi solusi terakhir apabila perawatan lain gagal atau sudah tidak mungkin dilakukan. Keutuhan gigi sebisa mungkin harus dipertahankan dalam mulut, pasalnya kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas rahang untuk mengunyah.

Itu sebabnya beberapa dokter merekomendasikan pemasangangigi palsu untuk menggantikan gigi yang hilang. Meski begitu, pemasangan gigi palsu juga menjadi solusi paling akhir dalam urusan esttika atau kesehatan gigi karena sebaik apapun gigi tiruan, tetap masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah berkembang pesat sehingga bahan tambal gigi dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah copot.

9. Wanita menstruasi tidak boleh cabut gigi

Tidak selalu. Perubahan hormonal yang dialami wanita turut memengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan meradang. Meski demikian, cabut gigi tetap bisa dilakukan saat menstruasi. Untuk amannya, beri tahukan dulu ke dokter gigi Anda kalau Anda sedang menstruasi.

The post9 Mitos Tentang Gigi Manusia yang Sudah Tidak Perlu Anda Percaya Lagiappeared first onHello Sehat.