Indonesia ‘Demam’ Metaverse, Apa Sih yang Dibutuhin Biar Kejadian?

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Metaverse menjadi satu tren yang akan semakin berkembang pada tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang. Dunia digital ini kemudian akan menjadi sebuah lingkungan baru yang diadopsi masyarakat dengan mengkombinasikan beberapa perangkat teknologi.

Namun, selain kesiapan alat dan teknologi ada hal lain yang juga perlu diperhatikan, khususnya di Indonesia. Metaverse erat kaitannya dengan jaringan internet, maka dari itu dibutuhkan konektivitas internet yang kencang dengan latensi rendah untuk memenuhi kebutuhan dunia metaverse, contohnya 5G yang kini menjadi jaringan paling cepat.

Di Indonesia sendiri, jaringan internet generasi kelima (5G) masih dalam tahap implementasi. Berbagai hambatan seperti ketersediaan spektrum dan juga ekosistem (perangkat dan use case).

Demand dan use case menjadi hal yang penting dalam kehadiran 5G di Indonesia. Diharapkan 5G di Indonesia merupakan use case yang produktif sehingga dapat dirasakan.

Baca juga:Industri IoT Indonesia Bisa Meroket Sampai Rp372 T di 2022, Asal...

Menurut Dr. Ismail MT selaku Dirjen SDPPI Kominfo RI, dalam sebuah webinar, Rabu (12/01/2022) mengatakan bahwa, “kehadiran Metaverse sangat menjanjikan apabila dilihat dari gebyar dan skenarionya. Namun, tanpa 5G bagaimana kita mau membangun Metaverse?”

Sebagai contoh, Korea Selatan mendeklarasikan salah satu kotanya sebagai kota Metaverse. Hal ini didorong oleh ketersediaan jaringan 5G yang sudah siap memenuhi kebutuhan tersebut.

Begitupun di Indonesia, Ismail menyatakan bahwa Indonesia akan menuju ke arah tersebut (metaverse) apabila use case dan demand terhadap jaringan 5G sudah nyata adanya.

Jaringan 5G di Indonesia sendiri sudah diperkenalkan pada 2021 lalu dan sudah mulai dikomersilkan oleh tiga operator di Indonesia, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan juga XL Axiata.

Baca juga:Pemerintah Diharapkan Perluas Spektrum 5G di Indonesia

Namun begitu, kehadirannya belum bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat karena masih sangat terbatas di beberapa kota dan di lokasi-lokasi tertentu.

Tahun ini, pemerintah diharapkan bisa menghadirkan spektrum baru dengan harga yang lebih fleksibel, serta kehadiran perangkat-perangkat 5G yang terus meningkat.

Perangkat sebagai bagian dari ekosistem, dari tahun 2019 hingga saat ini hampir meningkat 35 kali lipat. Begitupun untuk harganya yang juga menurun signifikan, beberapa smartphone yang mendukung 5G kini sudah ada di kisaran harga 3 jutaan dari yang awalnya bisa mencapai harga 2 digit alias belasan juta.