Sebelum Wafat, Didi Kempot Galang Dana Miliaran Rupiah via Konser Virtual
(Foto Didi Kempot: dok. Twitter @ShopeeID)
Uzone.id-- Kepergian musisi campursari legendaris Didi Kempot pada hari ini, Selasa (5/5) begitu mengejutkan. Kehadirannya masih begitu nyata, lantaran dirinya masih aktif menggelar berbagai konser virtual amal sebagai bentuk penggalangan dana untuk pandemi COVID-19.
Pemilik nama asli Dionisius Prasetyo ini sejak Maret hingga April kemarin aktif tampil di ragam konser virtual yang bekerja sama dengan beberapa mitra, seperti Narasi TV dari Najwa Shihab hingga stasiun TV swasta lain.
Selama pandemi corona melanda Indonesia, Didi Kempot bersama para seniman juga berkolaborasi untuk menggelar konser virtual lain untuk membantu penanganan COVID-19 dengan penggalangan dana tersebut.
Baca juga:Lord Didi Kempot Meninggal Dunia, Netizen Berduka
Ada pula acara Konser Amal Dari Rumah pada pertengahan April lalu dan berhasil menggalang dana lebih dari Rp5 miliar. Kala itu ia bernyanyi selama tiga jam.
Mengutip berbagai sumber, konser virtual Lord Didi Kempot diklaim paling sukses di Indonesia, karena dianggap dapat menyatukan para penggemar dan berbagai ‘lapisan’ masyarakat, mulai dari sebutan Sobat Ambyar, basis penggemar Kempoters, Sadbois, Sadgerls, dan lain-lain.
Pemilik tembang hits ‘Stasiun Balapan’ dan ‘Sewu Kutho’ berhasil menggaet penggemar yang tak cuma berada di usia tua, namun juga sampai ke generasi milenial.
Didi Kempot meninggal dunia di usia 53 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di RS Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah pada 5 Mei 2020 pukul 7.45 WIB.
Baca juga:Meme Kocak Didi Kempot Setelah Dinobatkan God Father of Broken Heart
Kelahiran Surakarta, 31 Desember 1966, Didi Kempot dikabarkan meninggal akibat sakit jantung.
Ia memulai karier sebagai musisi jalanan di kota Surakarta sejak tahun 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989.
Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.
Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Alasan sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat.