Ada 3 Lokasi Pusat Data Nasional, yang Kebobolan yang Mana Sih?

pada 6 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Seperti yang kita tahu, saat ini Indonesia sedang gempar karena Pusat Data Nasional Sementara 2 telah diserang oleh ransomware Brain Cipher yang merupakan turunan terbaru dari ransomware LockBit 3.0. Insiden skala nasional ini terjadi semenjak Kamis, (20/06) lalu.

Sebagai informasi saja, Pusat Data Nasional yang terserang ransomware adalah Pusat Data Nasional Sementara 2 yang terletak di Surabaya. Hal ini disampaikan oleh Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) beberapa waktu lalu.

“Jadi, data-data ini disimpan di Pusat Data Sementara, sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan Data Center Nasional atau Pusat Data Nasional sekarang masih belum selesai,” kata Hinsa.

Sementara itu, Pusat Data Nasional yang utama sendiri masih terus dibangun setelah diresmikan pada tahun 2022 lalu oleh mantan Menkominfo, Johnny G. Plate. Pembangunan PDN ini dilakukan di 3 lokasi, yaitu di kompleks perindustrian Deltamas Cikarang, Batam dan IKN dengan target selesai pada tahun ini.

Adanya serangan ransomware ini tidak menghalangi jadwal peresmian PDN yang rencananya akan dilakukan pada Agustus mendatang.

 

 

 Wakil Menkominfo, Nezar Patria menyatakan bahwa peresmian ini akan dilakukan antara Agustus hingga bulan Oktober tergantung dengan kesiapannya.

“Rencananya antara Agustus sampai Oktober. Jadi, kita lihat kesiapannya,” kata Nezar kepada awak media, Rabu, (26/06).

Ditemui di tempat berbeda, Dirjen IKP Kominfo, Usman Kansong menyatakan hal senada dimana peresmian PDN hingga saat ini masih sesuai jadwal dan masihon-trackserta tidak terganggu oleh insiden ini.

“Sejauh ini tadi sudah disampaikan, masih sesuai jadwal dan masihon the track, kita harapkan (peresmiannya) antara Agustus, tidak ada yang mengganggu,” kata Usman Kansong selaku Dirjen IKP Kominfo kepada awak media, Rabu, (06/06) lalu.

Soal kesiapannya dalam meresmikan Pusat Data Nasional, Nezar mengatakan bahwa kejadian serangan ransomware ini menjadi pembelajaran bagi pihaknya termasuk BSSN untuk membangun infrastruktur keamanan siber yang lebih baik.

“Ini kita pastikan saja, kasus ini menjadikan kita belajar bahwa (PDNS) ini sudahcomplybelum, dari sisi fisiknya, teknisnya, dalam hal ini pengalaman siber ini,” tambahnya.

 

 

Ia menambahkan, “Di PDN yang kita bangun ini, arsitekturcyber security-nya sudahincludedi dalam tata kelola data center. Nah kita harapkan ini jadi pembelajaran, lesson learned, memang ini sifatnya sementara tetapi banyak pelajaran yang kita petik di sana.”

PDN yang saat ini dibangun nantinya akan memiliki kapasitas prosesor sebesar 40 petabyte, memori 200 terabyte dan didukungpower supplysebesar 20 megawatt yang bisa dinaikkan menjadi 80 megawatt. 

PDN ini juga diklaim akan didukung oleh sistem keamanan internal dan eksternal terbaik, serta dibangun dengan standar Tier4 yang merupakan standar terbaik di tingkat global. Dengan teknologi-teknologi ini, PDN diharapkan berfungsi sebagai konsolidasi data dan interoperabilitas data yang selama ini digunakan melalui 27.000 server tersebar di seluruh Indonesia. 

Tujuannya adalah untuk efisiensi pengelolaan pusat data dalam mendukung peningkatan layanan e-government, dan menghasilkan Satu Data Indonesia guna pengambilan keputusan berbasis data yang akurat.