Agar Anak Terhindar dari Perilaku Sexting
Pembiaran konsumsi pornografi pada anak ternyata memiliki dampak laten. Bertukar konten seksual atau yang dinamakansextingpun bukan jadi hal yang mustahil lagi dilakukan anak kecil.
Perilakusextingdi usia dini menjadi perhatian psikolog anak Elizabeth T. Santosa. Di dalam bukunya yang berjudulRaising Kids in Digital Era(2014) menjelaskan mengenai artisextingitu sendiri.
"Sextingadalah perilaku mengirim, menerima atau meneruskan pesan dan foto yang berkonten seksual melalui telepon genggam, komputer dan alat digital lain," tulis Elizabeth.
Apabila perilakusextingtelah terjadi pada anak, maka sebagai orang tua hendaknya Anda langsung melakukan sejumlah cara agar perilaku tersebut tidak bertambah parah. Lizzie, sapaan akrabnya, juga menjelaskan secara lebih lanjut mengenai tips yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi perilakusextingpada anak.
Apa saja? Berikut daftarnya:
1. Menegaskan Buruknya Pornografi
Membicarakan kehidupan orang dewasa kepada anak memang hal yang sulit. Tapi mau tidak mau Anda harus memulai pembicaraan dengan anak tentang pornografi terutama perilakusexting. Membuka pembicaraan mengenai pornografi harus memberi penegasan sejak awal tentang buruknya perilaku demikian.
2. Dengar dan Pelajari Pemahaman Anak soalSexting
Tanyakan kepada anak, sejauh mana mereka mengetahui tentangsextingdan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, jelaskan pengertiansextingsesuai dengan usia mereka. Katakan bahwa anak perlu paham dan waspada mengenai isi percakapannya dengan orang lain entah melalui telepon genggam, smartphone atau internet yang bisa dikategorikansexting.
Misalnya saja, ketika anak menerima atau mengirim gambar-gambar yang tidak pantas seperti memperlihatkan sosok yang tidak memakai baju, gambar anak atau orang dewasa yang sedang berpelukan, bersentuhan atau berciuman tanpa baju. Buatlah agar anak waspada dalam berkomunikasi dengan orang lain.
3. Tegaskan BahwaSextingadalah Kejahatan
Sextingbukan hanya menjadi masalah yang serius untuk Anda dan sang anak, namun juga merupakan tindak kejahatan yang perlu segera ditindaklanjuti. Jelaskan beberapa konsekuensi dari perilakusextingyang dapat melibatkan pihak yang berwajib (polisi) atau pihak lainnya yang berkaitan pada anak, misalnya saja berupadrop out(DO) dari sekolahnya.
Peringatkan anak agar terus berhati-hati dan tidak mudah memberikan dokumentasi pribadinya kepada orang lain. Terlebih jika itu merupakan gambar dirinya sendiri yang bisa dengan mudahnya disebarluaskan di internet.
4. JelaskanSextingdengan Suatu Perumpamaan
Menurut Lizzie, hal ini berlaku untuk anak-anak yang masih di bawah umur, seperti kisaran usia 5-9 tahun. Menjelaskansextingdengan menggunakan suatu perumpamaan akan menjadi cara yang lebih efektif.
Misalnya saja dengan menjelaskan apabila anak membeli barang curian yang dijual bebas di supermarket, tanpa mengetahui barang tersebut merupakan barang curian, maka anak tetap bisa dikenakan sanksi sebagai pihak yang terlibat dalam pencurian.
Sama halnya dengansexting, karena siapa pun yang ikut menyebarluaskan konten pornografi maka sama saja posisinya sebagai pembeli di supermarket yang dihukum, pada cerita sebelumnya.
Walaupun tidak dipenjara, namun bisa saja mendapatkan sejumlah sanksi lainnya dari pihak sekolah serta mendapatkan sanksi sosial seperti dipermalukan oleh teman-teman lainnya.
5. Pastikan Anak Paham dengan Penjelasan Anda
Melalui sejumlah pembahasan dan pengertian yang Anda coba berikan kepada anak, pastikan agar mereka benar-benar paham. Lebih dari itu, pastikan pula agar dalam perilakunya sehari-hari, anak terus waspada dan berhati-hati, agar terhindar dari perilakusexting.
Namun, apabila anak justru merasa tidak nyaman setelah diberikan pemahaman, Anda harus segera meminta bantuan pihak lain seperti guru, psikolog, dan orang terdekat lainnya.