Agar Tak Tekor Usai Lebaran

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Baskoro, seorang karyawan sebuah production housediJakarta berharap pengeluaran saat lebaran tahun ini dapat terkontrol dengan baik. Saat libur hari raya Idul Fitri tahun lalu, ada pengeluaran tak terduga yang membuat pengeluarannya naik.

Padahal, dia mengaku relatif tertib dalam mengalokasikan pengeluarannya untuk hari libur, termasuk tambahan penghasilannya dari Tunjangan Hari Raya (THR). "Tahun lalu ada liburan yang tidak terencana," katanya kepadaKatadata.co.id, Jumat (1/6).

Baskoro mengaku telah menyiapkan perencanaan keuangan THR tahun ini. Sebanyak 30 persen akan diberikan kepada orang tuanya, 30 persen ditabung, 10 persen akan digunakan untuk sedekah dan zakat. Sisa 30 persen itu yang akan digunakan untuk kebutuhan sendiri. "Semoga lebih bijak pengeluarannya," ujarnya.

(Tonton Video:Tips Mengelola THR Bersama Prita Ghozie)

Perencana keuangan juga mengimbau masyarakat dan pekerja menjaga pengeluarannya. Apalagi, pencairan THR tahun ini berdekatan dengan gaji bulan Mei. Hal ini berpotensi membuat dompet cekak di bulan Juni, apabila pengeluaran tak diatur.

Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan dengan kalender seperti ini, pekerja harus menyisihkan kebutuhan pengeluaran lebaran paling tidak 50 persen. Separuhnya tidak disisakan untuk kebutuhan rutin seperti makan, biaya sekolah anak, hingga konsumsi agar bisa cukup sampai gajian Juni. 

"Misalnya, gaji Rp 10 juta, pengeluaran Rp 8 juta. Itu sudah harus disisihkan Rp 4 juta (dari gaji dan THR)," kata Eko kepadaKatadata.co.id. (Baca: Riset: Mayoritas Konsumen Pakai THR untuk Belanja di E-commerce)

Untuk THR, dia menyarankan alokasi 2,5-10 persen untuk zakat dan 10-20 persen untuk mengurangi pokok utang (cicilan). Sisanya baru boleh dihabiskan untuk keperluan pribadi. Eko juga memberitahu kunci agar kondisi keuangan tetap mapan usai lebaran.

  1. Konsumsi dan pengeluaran selama lebaran harus disesuaikan dengan sisa THR, setelah disisihkan untuk zakat dan mengurangi pokok utang.
  2. Hindari berutang untuk kebutuhan lebaran.
  3. Jangan boros dan tidak menjadikan hari raya sebagai ajang pamer.

"Jangan sampai pulang mudik malah berhutang," katanya.

Sedangkan Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani menyarankan THR tak dihabiskan untuk belanja online secara jor-joran. Belanja, lebih baik dilakukan dengan mempertimbangkan hal yang lebih diperlukan ketimbang memenuhi hasrat sementara saja.

Usahakan agar THR dapat disisihkan langsung di instrumen investasi sebagai sarana menabung. Beberapa instrument yang cukup diminati anak muda adalah Saving Bond Ritel (SBR) serta Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Tidak lupa, 2,5 persen THR hendaknya dialokasikan untuk sumbangan zakat.

"Kebaikan (THR) harus diimbangi srategi keuangan secara bijak agar tidak terasa berat," kata Johanna.

(Motiongrafik:Panduan THR 2019)