Al-Quran Tertua Ada di Museum Palu

pada 8 tahun lalu - by
| June 14, 2016 3:50 am

TEMPO.CO,Palu– Museum Sulawesi Tengah di Kota Palu menjadi tempat penting dalam sejarah Islam. Di sini tersimpan Al-Quran yang diperkirakan berumur sekitar 500 tahun dengan kondisi masih utuh, bersih, rapi, tanpa satupun halaman sobek.

“Kitab suci ini, adalah salah satu kitab suci Al-Quran tertua di Indonesia yang ditulis secara langsung dengan menggunakan tangan,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Museum Sulawesi Tengah, Iksam pada Senin 13 Juni 2016.

Pada halaman akhir terdapat tulisan Arab yang tidak menggunakan tanda baca. Jika diterjemahkan, diperkirakan Al-Quran ini dibuat ba’da Ashar pada bulan suci Ramadan yang ditulis Imam Tanwin, seorang raja.

Al-Quran tersebut berasal dari Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Meskipun demikian, belum diketahui pasti tahun berapa pembuatannya.

Iksan mengatakan, berdasarkan dari penilitian ahli Al-Quran, Departemen Agama, diketahui bahwa ratusan lembar Al-Quran yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke 18 dibuat dari kulit kayu beringin.

Sementara sampulnya dibuat dari kulit binatang. Kitab ini memiliki enam ratus dua halaman dengan lebar 24,9 cm dan panjang 34,3 cm. Isi tulisan ini menggunakan warna hitam dan kuning. Kitab ini juga sudah ditampilkan disejumlah daerah pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional.

“Al-Quran ini kami ikuti hampir di setiap daerah di Indonesia untuk memperkenalkan bahwa di lembah Teluk Palu ada sejarah Islam sebelumnya,” kata Iksan menceritakan isi Museum Sulawesi Tengah yang terletak di Jalan Kemiri, Palu Barat, Kota Palu.

Pada setiap peralihan juz dalam Al-Quran tersebut ditemukan satu halaman penuh yang berukiran flora khas Sulawesi Tengah sebagai halaman penanda bacaan.

Ukiran tersebut diwarnai dengan tiga warna dasar yakni merah, kuning dan hijau yang memakai tinta Cina. Kombinasi warna dan ukiran flora tersebut, menimbulkan suatu keindahan tersendiri.

Bukan hanya bahan pembuatnya yang menarik, ukiran flora yang ada di setiap lembaran pemisah juz dianggap unik sebab ukiran tersebut adalah ukiran khas lokal lembah Palu dan tidak ditemukan pada Al-Quran tua lain di Indonesia.

AMAR BURASE

 

Berita Terkait: