Alasan Keamanan, 8 Negara Ini Tak Disarankan Jadi Tujuan Liburan 2019
2019 sudah di depan mata. Bagi kamu yang memiliki jiwa petualang, pastinya telah dari jauh hari menentukan pilihan tempat untuk jalan-jalan di tahun depan. Jika ingin liburan ke luar negeri, bukan hanya dana yang harus disiapkan, tapi kamu juga perlu riset.
Ya, perlu banget melakukan riset mendalam tentang kondisi yang sedang terjadi di negara tujuan. Jangan sampai kamu malah datang ke negara yang berisiko dan berbahaya.
Dilansir Mirror, Foreign and Commonwealth Office (FCO) milik Pemerintahan Inggris setiap tahunnya mengeluarkan saran perjalanan bagi para traveler ketika hendak menentukan negara tujuan. Salah satunya melalui daftar negara yang mesti dihindari untuk berlibur pada 2019.
Negara-negara tersebut kemudian dipisahkan sesuai kategori tingkat keamanan dan risikonya. Meski tidak memiliki wewenang untuk membatalkan perjalananmu, kondisi yang ditetapkan oleh FCO bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum melakukan perjalanan.
Informasi dari FCO ini setidaknya sebagai 'wawasan dasar' untukmu agar dapat mengantisipasi atau menempatkan diri di daerah tujuan. Apa saja negara yang memiliki risiko keamanan? Simak, yuk.
1. Mesir
Berdasarkan data yang dikeluarkan Foreign and Commonwealth Office (FCO) Inggris, Mesir jadi salah satu destinasi wisata paling berbahaya dengan risiko ekstrem bagi para pengunjungnya.
Tingkat risiko itu tidak berlaku di semua daerah Mesir, hanya di kawasan Sinai Utara akibat peningkatan tindakan kriminal dan serangan teroris yang signifikan dan menimbulkan korban tewas akhir-akhir ini.
Sedangkan untuk area lainnya, masih diakui aman meskipun tetap memiliki risiko yang potensial. Sehingga kamu disarankan untuk tetap mencari tahu keadaan terkini dari FCO sebelum bepergian.
2. Suriah
Selama lebih dari setengah dekade, Suriah digempur perang secara berturut-turut yang menyebabkan negaranya kehilangan banyak jiwa, rumah penduduk, fasilitas umum, dan tatanan sosial ekonominya berantakan.
Hal ini membuat Suriah dianggap memiliki kondisi keamanan yang fluktuatif dan masuk ke dalam kategori negara dengan risiko ekstrem. Ditambah lagi tingkat kekerasan di Suriah terus meningkat, termasuk akibat operasi militer berskala penuh lengkap dengan serangan senjata kimia.
Untuk itu, daripada liburanmu berubah menjadi ketidaknyamanan, ada baiknya mempertimbangkan pilihan untuk mengunjungi negara lainnya terlebih dahulu ketimbang Suriah.
3. Mali
Negara di Afrika Barat yang menjadi rumah bagi kawasan wisata Timbuktu itu juga diklasifikasikan oleh FCO sebagai destinasi wisata paling berbahaya yang mesti dihindari pada 2019 mendatang.
Sejak November 2015, Mali berada dalam keadaan darurat akibat serangan teroris. Pemberitahuan keadaan darurat resmi itu bahkan baru saja diperpanjang hingga Oktober 2019 mendatang.
Menyusul intervensi yang dilakukan militer Prancis dan Afrika di Mali pada Januari 2013, FCO mengungkapkan adanya ancaman penculikan atau serangan balasan pada kepentingan Barat, terutama di daerah utara Mopti.
Teroris juga kemungkinan akan melakukan serangan di kawasan yang biasa dikunjungi turis, salah satunya Ibu Kota Bamako.
4. Libya
Sejak Muammar al Gaddafi digulingkan dan dibunuh pada Oktober 2011, Libya menghadapi kekacauan dan ketidakamanan. Pemandangan pria-pria bersenjata berseliweran di sekitar pemukiman penduduk bukan hal baru bagi para penduduknya.
Bukan hanya Inggris, pemerintah Australia juga melarang warganya liburan ke Libya. Melalui website Smartraveler, pemerintah Australia menyarankan untuk tidak bepergian ke Libya dan beberapa negara perbatasan lainnya seperti Sudan, Chad, Niger, dan Aljazair.
Pasalnya, kelompok teroris Daesh saat ini memiliki ruang untuk bergerak aktif di Libya, sehingga berbagai serangan bersenjata mungkin terjadi kapan saja.
Beberapa di antaranya serangan di kantor polisi Al-Jufra yang menewaskan empat orang pada bulan Oktober lalu, serangan terhadap Komisi Pemilihan Nasional Tinggi yang menewaskan 13 orang di Tripoli pada Mei 2018, dan masih banyak lagi.
5. Jamaika
Jika empat negara sebelumnya dikategorikan tidak aman karena gejolak perang dan teroris, maka berbeda dengan Jamaika. Jamaika dianggap tidak aman karena memiliki tingkat kejahatan dan kekerasan yang tinggi, terutama di kawasan ibu kota, Kingston.
Sebagian besar motif kejahatan yang dilakukan pada turis di Jamaika adalah perampokan. Untuk itu jika bepergian ke negara asal Bob Marley itu usahakan tidak membawa perhiasan yang mencolok, uang tunai dalam jumlah yang besar, berjalan sendirian, dan selalu berhati-hati saat mengambil uang dari ATM.
Untuk meningkatkan rasa aman pada turis, pemerintah setempat bahkan mengeluarkan peringatan keadaan darurat di beberapa lokasi. Seperti di Paroki St James, termasuk Teluk Montego dan St Catherine North State hingga 7 Januari mendatang.
Mereka juga memperluas zona operasi khusus yang memungkinkan militer dan polisi bekerja sama menjaga keamanan.
6. Meksiko
Meksiko dikenal sebagai destinasi wisata yang populer dengan budaya, pantai dan kulinernya yang lezat. Walau begitu, FCO menyarankan agar kamu yang hendak berkunjung ke Meksiko mempertimbangkan kembali rencana perjalananmu.
Pasalnya kekerasan terkait narkoba di Meksiko meningkat selama beberapa tahun terakhir dan bahkan menjadi terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu seperti Mexico City dan Guerrero. Meskipun ada beberapa kawasan lainnya yang dianggap hampir sepenuhnya terhindar dari kondisi itu.
Mengatasi hal itu, Pemerintah Meksiko melakukan upaya untuk melindungi tujuan wisata utama seperti Cancun, Playa del Carmen, Cozumel, Los Cabos, Puerto Vallarta dan Nuevo Vallarta. Ini merupakan langkah mengantisipasi beragam insiden penembakan, kekerasan, serta melindungi wisatawannya.
7. Tunisia
Kantor luar negeri Pemerintah Inggris sebenarnya telah mencabut travel ban di sebagian besar kawasan Tunisia, terutama di sepanjang pantai yang didiami resor karena dianggap sudah aman. Meski begitu, masih ada lokasi tertentu yang disarankan untuk tidak dikunjungi kecuali untuk urusan penting.
Apabila kamu berencana menyambangi Tunisia pada 2019 mendatang, FCO menyarankan kamu agar tetap waspada dan senantiasa mengikuti saran dari otoritas keamanan atau agen perjalanan yang digunakan. Khususnya di sekitar situs keagamaan dan festival.
Kamu juga disarankan untuk membuat asuransi selama perjalanan di Tunisia, sebagai langkah antisipasi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Ketentuan ini diberlakukan oleh Inggris pada warganya setelah serangan teroris yang terjadi pada Juni 2015 di Sousse yang menargetkan turis.
8. Turki
Sebagai destinasi wisata yang sedang naik daun, siapa yang tak ingin menyambangi Turki di masa liburan? FCO menempatkan Turki sebagai negara dengan risiko sedang di beberapa daerahnya.
Peringkat risiko ini disebabkan oleh situasi politik yang tidak menentu dan kondisi keamanan negara-negara di sekitarnya. FCO mengungkapkan bahwa kebanyakan serangan teroris terjadi di bagian selatan dan timur Turki seperti Istanbul dan Ankara.