Alasan Memilih Karier daripada Cinta Bisa Bikin Lebih Bahagia
Harus memilih antara karier atau cinta, bukan persoalan mudah. Berada di antara dua pilihan tersebut, juga enggak jarang menjadi hal yang membingungkan.
Apalagi kalau kamu sedang sayang-sayangnya, tapi harus merelakan dia demi mengejar impian. Ah, jadi galau.
Meski begitu, buat kamu yang harus memilih karier daripada cinta, situasi enggak selamanya buruk, kok. Ada segudang alasan kenapa memilih karier justru bisa bikin lebih bahagia. Dikutip dari lamanBustle, berikut beberapa di antaranya.
Kamu sudah bekerja keras demi mengejar passion. Kenapa harus berhenti?
Saat kamusingle, kamu bisa lebih fokus untuk mengejar passion. Kamu enggak perlu memikirkan soal pasanganmu yang mungkin punya keinginan lain, atau bahkan enggak mendukung cita-citamu.
Kamu bisa menentukan jalanmu sendiri.
Ketika menjalin hubungan dengan seseorang, kamu harus menyesuaikan kebiasaanmu dengan kebiasaan pacar. Kamu juga harus berkompromi dengan pilihan kalian yang mungkin berbeda. Hal ini bisa jadi justru menghambatmu dalam mengejar passion. Tapi, kalau kamusingle, kamu bisa melakukan apa saja, kapan saja, tanpa harus merasa bersalah kepada orang lain.
Lagipula, waktumu untuk bekerja lebih banyak dibandingkan waktu pacaran.
Menurut riset yang dilakukan Gallups, tipikal pekerja menghabiskan waktu rata-rata 47 jam tiap minggunya untuk bekerja. Jika kamu tidur 7 jam, maka kamu cuma punya sekitar 7,5 jam tiap hari untuk makan, bepergian, olahraga, nongkrong sama teman, menghabiskan waktu dengan keluarga, dan melakukan kegiatan lain di samping bekerja. Lalu, waktu pacarannya kapan?
Di waktu yang tepat, kamu juga akan bertemu dengan seseorang yang tepat.
So, cobalah belajar untuk merelakan, karena kamu enggak selalu bisa mendapatkan semua yang diinginkan. Seperti yang terjadi pada Rai di episode 3webseriespersembahankumparandan Singapore Tourism Board, 'Mereka yang Hidupkan Mimpi'.
Dalam episode ini, Rai akhirnya berhasil menggelar pameran foto sesuai passion-nya, walau enggak bisa bersama Vei, yang selama ini dicintainya dalam diam. Begitu pula dengan Vei, yang kembali ke Jakarta dengan keyakinan penuh untuk mewujudkan mimpinya.