Alih-alih Musnahkan Bumi, Alien Diam-diam Pelajari Manusia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Di akhir 2017 kemarin dunia dikejutkan oleh terbongkarnya sebuah program pencarian pesawat alien alis UFO oleh Amerika Serikat pada periode 2007-2012. Dalam program itu Departemen Pertahanan AS berusaha mencari bukti-bukti dari laporan tentang UFO di Bumi.

Salah satu laporan yang menarik datang dari seorang mantan pilot tempur Angkatan Laut AS, David Fravor. Ia mengaku melihat sebuah objek terbang aneh yang bergerak dalam pola dan kecepatan yang tak bisa dijelaskan oleh kaidah-kaidah fisika yang dipelajari di Bumi.

Pengalaman Fravor ini seperti memperkuat keyakinan para ilmuwan bahwa alien benar-benar ada. Dan mungkin tak sekedar ada, alien diduga diam-diam mempelajari Bumi, manusia, dan peradabannya.

Keyakinan ini salah satunya dikemukakan oleh seorang astronom dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah kampus terkemuka di Amerika Serikat.

John Ball, nama astronom itu, berpegang pada apa yang disebut sebagai "zoo hypothesis" atau jika diterjemahkan kira-kira berarti "hipotesis kebun binatang".

Manusia Lebih Penting bagi Alien

Ball, dalam sebuah karya ilmiah bertajuk "Extraterrestrial Intelligence: Where is Everybody?" yang diterbitkan baru-baru ini di situs MIT, menjelaskan dua kemungkinan soal keberadaan peradaban alien di alam semesta.

Pertama, menurut dia, peradaban alien benar-benar ada dan beberapa dari alien-alien itu tertarik untuk meneliti manusia. Karena itu beberapa "ilmuwan alien" diam-diam menyelidiki dan mempelajari manusia. Dengan kata lain, hanya segelintir alien yang mengetahui keberadaan manusia di alam semesta.

Dalam kemungkinan kedua, Ball mengemukakan bahwa alien benar-benar ada dan semua peradaban alien menilai bahwa manusia penting untuk diteliti. Karena mereka diam-diam dan secara hati-hati mempelajari manusia.

Menurut Ball, jika alien benar-benar ada di galaksi lain dan mereka memiliki kemampuan untuk memusnahkan kehidupan di Bumi tetapi sampai sekarang memilih untuk membiarkan peradaban manusia tetap lestari, maka ada dua penjelasan untuk hal itu.

"Kita lebih bernilai bagi mereka dalam kondisi hidup ketimbang dalam keadaan hancur atau kita karena kita tak mengganggu apa yang mereka sedang kerjakan. Lagi pula bagaimana kita bisa mengganggu mereka? Kita bahkan belum bisa pergi melampaui sistem tata surya kita sendiri," jelas dia.

Paradoks Fermi

Dalam karyanya itu Ball menyimpulkan bahwa alien benar-benar ada, mereka memiliki kecerdasan dan teknologi di atas manusia, serta memiliki kekuatan hingga pada tingkat tertentu mampu menguasai galaksi.

Manusia belum bisa menemukan kehidupan alien, tulis Ball, karena kita belum memiliki kecerdasan yang cukup untuk sampai pada tahap itu. Ia yakin kita akan berjumpa alien ketika teknologi kecerdasan buatan sudah sempurna, ketika hambatan-hambatan dalam proses berpikir manusia disempurnakan oleh otak komputer.

Teori Ball itu sendiri disusun untuk berusaha menjawab salah satu teka-teki paling masyhur dalam dunia sains: paradoks fermi.

Pada 1950, fisikawan Italia, Enrico Fermi mengatakan bahwa di alam semesta sudah tersedia sumber daya dan semua syarat yang diperlukan agar kehidupan bisa berkembang. Ada miliaran bintang seperti Matahari yang dikelilingi oleh planet-planet mirip Bumi, tetapi mengapa manusia belum juga berhasil menemukan alien.

Fermi juga yakin bahwa alien-alien itu memiliki pengetahuan dan peradaban yang lebih maju dari manusia, sehingga telah mampu terbang melintasi galaksi - kemampuan yang hingga kini masih berusaha dipelajari oleh manusia. (Tech Time)

 

Berita Terkait: