Ambisi E-commerce Temu Masuk Indonesia, Mau Gandeng Bukalapak?

pada 2 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Ambisi e-commerce China, Temu, untuk masuk ke pasar Indonesia terus menjadi sorotan. Setelah berkali-kali mengajukan izin (yang ternyata terus ditolak), Temu dikabarkan akan menggandeng e-commerce lokal Bukalapak.

Kabar ini mencuat pada Selasa, (09/10), setelah saham emiten PT Bukalapak (BUKA) mengalami kenaikan secara tiba-tiba semenjak Senin (07/10) dengan kenaikan hingga 26,96 persen.

Harga saham tersebut juga sempat menguat hingga 30 persen dan mencapai posisi tertinggi di Rp153 per saham secara intraday.

Kenaikan saham BUKA ini dikaitkan dengan rumor akuisisi yang akan dilakukan Temu, pasalnya menurut Algo Research, Temu milik PDD Holdings, telah menunjukkan ketertarikan mereka ke pasar Indonesia. Sayangnya, niat ini dihalau oleh pemerintah Indonesia.

 

 

Oleh karena itu, ramai berbagai sumber menghubungkan kenaikan signifikan saham BUKA ini dengan Temu yang sedang mencari cara untuk masuk ke Indonesia dengan cara menggaet platform lokal, seperti TikTok Shop yang berhasil masuk dengan cara menggandeng Tokopedia.

Meski begitu, belum ada kabar resmi terkait hal tersebut. Bukalapak pun belum memberikan pernyataan resmi terkait hal tersebut.

Sementara itu, berbagai kementerian termasuk Kemenkominfo, Kemendag hingga Kemenkop UKM turut mengalau kehadiran Temu di Indonesia. Salah satunya adalah dengan tidak memberi izin usaha pada platform asal China tersebut dan menghapus aplikasi dari toko aplikasi.

Meski telah berkali-kali mengajukan izin, Indonesia tetap tegas menjegal pengoperasian platform tersebut di Indonesia. Hal ini berkali-kali disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi.

“Nggak ada (kesempatan). kita tetap larang. Hancur UMKM kita kalau dibiarkan (masuk),” tegas Budi Arie Setiadi kepada awak media, Selasa, (02/10).

Ambisi Temu untuk beroperasi di Indonesia terbilang sangat kuat, bahkan platform ini ketahuan beberapa kali telah mengajukan izin operasi ke Kementerian Perdagangan. Budi pun kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan kesempatan bagi e-commerce tersebut di Tanah Air.

“Bukan. Kita nggak akan kasih kesempatan,” tambahnya.

 

 

Penolakan Menkominfo terhadap aplikasi Temu ini dilakukan lagi-lagi untuk melindungi warga Indonesia. Pasalnya, kehadiran Temu berpotensi untuk merugikan berbagai pihak termasuk masyarakat maupun UMKM, bahkan disebut-sebut lebih berbahaya dibandingkan dengan TikTok Shop pada awal kehadirannya.

 

“Masyarakat rugi kan, kita mau ruang digital itu untuk membuat masyarakat produktif dan lebih untung kalau membuat masyarakat rugi buat apa?” tambahnya.