Ancaman Perang Dagang Amerika-Jepang Picu Rupiah Menguat
Posisi rupiah hari ini, Jumat (7/9), ditutup pada Rp 14.820 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini menunjukan penguatan 0,47% dari penutupan perdagangan kemarin, Kamis (6/9), di level Rp 14.890 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah tersebut menunjukkan penguatan tertinggi di antara negara-negara Asia sepanjang hari ini. Bank Indonesia (BI) menyatakan, stamina mata uang Garuda bertambah lantarangreenbackalias dolar AS melemah.
"Melemahnya dolar AS dipengaruhi oleh berita bahwa Presiden AS Donald Trump mengancamtrade fightdengan Jepang," mengutip Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah dalam siaran pers yang diterimaKatadata.co.id, Jumat (7/9).
(Baca juga: Turun Ketujuh Kali, Cadangan Devisa Agustus US$ 117,9 Miliar)
Pelemahann mata uang Paman Sam juga terpengaruh rilis data AS yangmixed(US Factory Orders dan Markit US Services melemah vs US ISM Non Manufacturing yang menguat). Dua informasi ini dipublikasikan menjelang rilis data ketenagakerjaan pada malam ini, yang mana US Nonfarm Payroll dan Unemployment Rate membaik.
Kejatuhangreenbackdidorong pula oleh menguatnya GBP (Great Britain Pound Sterling) lantaran proses negosiasi Brexit memunculkan ekspektasi positif. (Baca juga:Momen Musiman Tekan Pergerakan Rupiah)
Pada sesi siang, rupiah sempat mengalami tekanan pelemahan karena tingginya permintaan valas oleh korporasi danrepositioningdana portfolio asing dari obligasi dan saham. Tapi BI tetap mengawal pasar sehingga rupiah menguat. Siang tadi, tercatat pula adanyanet inflows(aliran dana masuk) ke SBN sebesar Rp 200 miliar.
"Ini mendorong terjadinya masuknya kembali portofolio dana asing ke SBN (surat berharga negara)," tulis Nanang.
Selain didorong penguatan rupiah, inflowsjuga didukung imbal hasil (yield) SBN yang menarik sebesar 8,47% untuk SUN 10 tahun (seri FR 64). Posisi imbal hasil ini turun 7 basis poin dari level penutupan pada 6 September 2018. Dibandingkan denganyieldUS Treasury Bond tenor 10 tahun tercatat selisih imbal hasil mencapai 558,27 bps.
Berdasarkan data Bloomberg, penguatan kurs juga dialami valuta rupee India sebesar 0,34%, peso Filipina 0,13%, won Korea Selatan 0,09%, yen Jepang 0,04%, serta dolar Taiwan dan baht Thailand yang sama-sama menguat 0,08%. (Baca juga:Faktor Pembeda Pelemahan Rupiah Saat Ini Dibandingkan Krisis 1998)