Andai Piala Dunia 2018 Punya ‘Cenayang’ Macam Paul si Gurita Ajaib
Uzone.id- Gue sebenarnya bukan penggemar sejati olahraga sepak bola, tapi ketika ada Piala Dunia yang diadakan 4 tahun sekali, gue selalu senang. Senang karena selalu ikut merasakanhype-nya, melihat adik gue marah-marah sendiri kalau ada pertandingan yang menyebalkan, sampai memperhatikannetijenyang heboh di media sosial seperti Twitter.
Piala Dunia memang kombinasi dari kompetisi, kerjasama, uji mental, dan selebrasi.
Kalau tanya siapa tim favorit gue, dari dulu gue selalu suka Spanyol dan Inggris. Jangan tanya alasannya kenapa ya, karena kalian bakal ngebully gue.
Iya, karena gue suka muka-muka para pemainnyahuhuhu. TAPI… gue juga mengagumiskillmereka, kok. Idola gue pada zamannya adalah Iker Casillas, Cesc Fabregas, Xabi Alonso, bahkan sampai Andres Iniesta pun gue suka karena lincah banget. Kalau dari Inggris, dulu gue suka Steven Gerrard dan Joe Coleha-ha-ha!
Baca juga:Rusia Taklukan Spanyol, Netizen Galau Kangenin Casillas cs
Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan adalah momen paling seru sih selama gue (sok-sok) mengikuti perkembanganmatch-nya. Ada beberapa alasan sebelum kalian menghujat gue karbitan.
Pertama, gue terbawahype-nya karena entah kenapa tahun 2010 itu terasa seru banget, mulai dari lokasinya di Afrika Selatan,theme songdari Shakira yang nempel mulu di kepala, liriknya gampang dihafal, hingga fakta bahwa kala itu Shakira adalah tunangan Gerard Pique, salah satu pemain Spanyol. #penting
Kedua, itu zaman ketika gue libur panjang banget karena baru lulus SMA mau masuk kuliah. Jadi ya… dari nggak ada kerjaan, lebih baik gue ngikutin perkembangan Piala Dunia.
Ketiga, adagimmickyang menarik perhatian, yaitu ramalan dari gurita yang diberi nama Paul.
Tentu kamu masih ingat dong, Paul the Octopus ini dulunya jadi sorotan media karena dianggap dapat memberi ramalan jitu tentang siapa yang akan memenangkan pertandingan tiapmatchPiala Dunia 2010. Sedihnya, Paul mati pada 26 Oktober 2010.
Bagi yang lupa, jadi Paul si Gurita Ajaib ini lahir di Inggris namun menghabiskan hidupnya di akuarium besar di Oberhausen, Jerman barat. Pertama kali dia dikenal itu pada pertandingan Jerman di Piala Eropa pada 2008. Lalu, selama Piala Dunia 2010 Paul kembali unjuk gigi tentang kemampuan cenayangnya itu.
Caranya, dua buah kotak kecil dengan gambar bendera negara yang berbeda dimasukkan ke dalam akuariumnya. Di dalam kotak itu berisi makanan yang sama. Kotak bendera negara manapun yang dia pilih untuk diambil makanannya, maka itu adalah ramalan Paul tentang siapa yang memenangkan pertandingan.
Hasil ramalan Paul yang paling heboh adalah ketika memilih kotak dengan bendera Spanyol ketimbang Jerman untuk pertandingan semifinal. Dia pun juga kembali memilih kotak Spanyol untuk prediksi pertandingan final melawan Belanda.
Yaaa… memang kalau sepenuhnya percaya kepada Paul si Gurita ini akan membuat kita jadi musyrik karena percaya hal lain selain Tuhan, tapi nggak bisa dipungkiri bahwa prediksi Paul menarik perhatian dan memantik perdebatan tentang pertahanan tiap negara. Dan… pastinya membuat efekgeerkalau tim dukungan kamu dipilih oleh Paul sebagai pemenangnya.
Entah karena ada campur kekuatan Paul atau nggak, gue bersorak dengan kencang saat Spanyol beneran terbukti menjadi pemenang Piala Dunia 2010!
Dan dulu itu, ada percakapan ringan dari beberapa teman dan orang lain yang bilang, “Belanda nggak dipilih si Paul, sich!” Lalu si pendukung Belanda ketawa.
Tahun berganti dan kini ramalan Piala Dunia terletak di tangan maha besar netizen dengan segala debatnya. Belum lagi kalau ada tim jagoan yang kalah, langsung galau di Twitter, curhat di Instagram Stories, dan nulis status di Facebook denganbackgroundwarna-warni.
“Kacau banget sich Argentina! Bisa-bisanya kalah! Arrrgggh tidak!”
“Apa-apaan nich Ronaldo habis hat-trick malah pulang kampung!”
“Weleh, weleh pendukung Jerman nangis gara-gara habis nonton drama Korea!”
Status dan twit macam begitu banyak menghiasi linimasa media sosial populer. Nggak salah sih, namanya kebebasan berekspresi, kamu diperbolehkan beropini apapun asal nggak berlebihan dan menyinggung pihak tertentu.
Lalu, setelah diperhatikan, Piala Dunia 2018 sejauh ini banyak menguji mental para pemain dan juga pendukung setianya. Banyak hasil pertandingan yang nggak sesuai prediksi kebanyakan orang, hingga kekecewaan mendalam karena negara-negara besar yang umum dijagokan seperti Jerman, Portugal, Argentina, Jepang, hingga Spanyol harus angkat kaki lebih cepat. Bahasa kimia dari kebanyakan netizen,mental breakdown. Heu…
Gue pun merasa stres ketika nonton Spanyol lawan Rusia pada Minggu kemarin (1/7). Ngarep ada yang bisa mencetak golbarang1 biji aja gitu, pasti udah lega dan tenang sedikit. Lah, ini… Bak nonton filmthrillerdengan alurflatselama lebih dari 2 jam, diisi oleh berbagai adegan yang klimaksnya nanggung, dan berakhir si jagoan mati. Kira-kira begitu pengalaman gue nonton sang jagoan melawan tuan rumah.
Begitu pula dengan beberapa teman gue yang mengaku pusing saat menonton Denmark versus Kroasia pada Senin dini hari (2/7) yang menguras banyak emosi gara-gara adu penalti.
Seperti yang kita tahu, orang Indonesia suka dengan hal berbau ramalan. Minimal, bisa menjadi bahasan menarik kalau lagi ketemu teman-teman. Nggak terkecuali Piala Dunia.
Andai Piala Dunia 2018 menghadirkan ahli cenayang yang dicintai banyak orang seperti Paul si Gurita, mungkin ramalannya bakal mengurangi besarnya kekecewaan para penonton dan misuh-misuh di medsos. Kalau dari awal cenayang macam Paul memilih bendera Rusia ketimbang Spanyol, mungkin gue akan jauh lebih pasrah dan nggak ngarep berlebihan.
Lalu kalau memang betulan jagoan kita kalah, tinggal berujar, “yach, sudah diramal duluan sich, ya…” lalu bisa tidur dengan tenang tanpa ada perasaan nyeri di hati.
Heu, gue kayaknya harus setop membaca ramalan zodiak.