Apa Itu Soonicorn? Ini Daftar Startup yang Masuk ‘Kasta’ Soonicorn

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Istilah “soonicorn” semakin sering didengar. Istilah ini pun secara harafiah memang merupakan singkatan dari “soon to-be” dan “unicorn”, yang artinya adalah startup dalam fase menuju unicorn.

Soonicorn semakin digaungkan berkat inisiasi Merah Putih Fund (MPF) dari lima Corporate Venture Capital (CVC) yang menyasar invesitasi ke startup soonicorn. Dana awal yang dikumpulkan untuk tahap pertama senilai USD300 juta atau setara Rp4,5 triliun.

Lantas, apa itu startup soonicorn?

Pada dasarnya, startup yang tergolong di ‘kasta’ soonicorn ini adalah startup-startup lokal yang valuasi perusahaannya sudah semakin mendekati nilai status unicorn, atau USD1 juta.

 

 

Indonesia sendiri dipercaya memiliki banyak startup yang potensial menjadi unicorn, sebab pelaku startup yang biasanya mulai kena lampu sorot adalah mereka yang setidaknya sudah meraih valuasi USD100 juta. Di valuasi ini, startup akan diberi gelar centaur.

Nah, startup-startup soonicorn ini menargetkan mereka yang valuasinya di atas USD250 juta, atau bahkan di atas USD500 juta.

Dari laporan Cento Ventures per 2022, ada puluhan startup yang masuk kategori soonicorn. Dari angka tersebut, semuanya dapat dibagi ke kategori valuasi USD100 juta - USD249 juta, USD250 juta - USD499 juta, dan jUSD500 juta - USD999 juta.

Berikut daftar startup soonicorn dari rangkuman laporan Cento Ventures 2022:

> USD100 juta

  1. Oy!
  2. Super
  3. Aruna
  4. Sirclo
  5. Pintu
  6. Hype Fast
  7. Buku Warung
  8. Doku
  9. Zenius
  10. Evermos
  11. Investree
  12. Payfazz
  13. Mekari
  14. KoinWorks
  15. Alodokter
  16. Warung Pintar

> USD250 juta

  1. Pluang
  2. Modalku
  3. Halodoc
  4. Bibit
  5. Shipper
  6. Pasar Polis

> USD500 juta

  1. Sociolla
  2. Ula
  3. FinAccel
  4. Ruangguru
  5. Lummo
  6. Gudang Ada

 

 

Seperti diketahui, lima CVC yang berasal dari BUMN yang tergabung di dalam Merah Putih Fund yaitu Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, BNI Ventures, MDI Ventures dari Telkom Group, dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).

Merah Putih Fund secara terbuka mengatakan pendanaannya akan dilakukan secara selektif mengingat kondisi bisnis teknologi masih terdampak tech winter.

Tidak menutup kemungkinan Merah Putih Fund hanya menyuntik dana dua atau satu startup di tahun ini. Bahkan, skenario terburuknya, Merah Putih Fund tidak menyuntikan dana sama sekali tahun ini karena keterbatasan waktu dan proses pembiayaan yang tidak sebentar.

Nantinya pihak Merah Putih Fund juga akan berperan sebagai active investor dan memungkinkan ‘mengutus’ orang yang ditugaskan langsung untuk mengawal langkah bisnis dari startup tersebut.

Merah Putih Fund juga menyebut akan gencar melakukan audit, investigasi, ataupun peninjauan ulang terhadap perusahaan yang masuk dalam daftar calon penerima pendanaan.

Beberapa kriteria yang wajib dipenuhi oleh perusahaan rintisan calon penerima dana adalah startup asli Indonesia dan memiliki rencana melantai di bursa.

Merah Putih Fund akan menyasar startup dengan valuasi USD50 juta – USD300 juta atau sekitar Rp761 miliar hingga Rp4,57 triliun.