Apa Manfaatnya Bila Telkom Group Investasi di Gojek?

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Data agregat atau big dataanalyticmenjadi harta yang sangat berharga, sehingga saat ini data agregat menjadi‘new oil’bagi ekonomi digital di Indonesia.

Melihat sangat berharganya big data analytic tersebut, membuat berbagai perusahaan, baik itu swasta nasional maupun BUMN melakukan investasi atau akusisi perusahaan yang memiliki data agregat yang sangat besar.

Muhammad Ridwan Effendi, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, mengakui bahwa saat ini ada kecenderungan perusahaan di Indonesia sudah ‘melirik’ potensi ekonomi yang sangat besar dari data agregat.

Dengan bertumbuhnya ekonomi digital dan sudah makin banyak masyarakat Indonesia melek serta memanfaatkan penggunaan platform digital, membuat data agregat menjadi sangat berharga.

“Potensi ekonomi dari data agregat di Indonesia sangat besar. Dari preferensi masyarakat dalam melakukan komunikasi atau kebiasaan berbelanja semuanya tercatat di operator penyelenggara jaringan dan penyedia platform digital, sehingga big data sangat berharga dan harus dapat dimonitisasi oleh bangsa Indonesia. Jangan sampai orang dari negara lain yang memanfaatkan big data masyarakat Indonesia. Saat ini tinggal bagaimana perusahaan di Indonesia dapat memilih mitra yang strategis untuk dapat memonitisasi data agregat tersebut,” terang Ridwan.

Saat ini beredar informasi yang menyebutkan bahwa Telkom Group berencana untuk berinvestasi di GoJek. Jika benar Telkom berinvestasi di GoJek, Ridwan menilai langkah tersebut merupakan kebijakan korporasi yang sangat tepat.

Sebab saat ini yang menguasai dan memiliki data agregat yang besar adalah perusahaan digital, sehingga ketika Telkom berinvestasi di GoJek nantinya akan membuka peluang bagi BUMN telekomunikasi tersebut untuk dapat mengolah big data yang dimiliki GoJek.

“Akan banyak potensi ekonomi yang nantinya bisa didapat oleh kedua belah pihak dengan mengolah big data yang dimiliki Telkom maupun GoJek. Saat ini value dari perusahaan bukan lagi dilihat dari hardware saja, tetapi juga software, termasuk kepemilikan data agregat yang besar. Jadi jika benar Telkom akan berinvestasi di GoJek, maka itu menjadi sangat strategis bagi kedua belah pihak untuk dapat memanfaatkan data agregat tersebut,” ujar Ridwan.

Ridwan menduga jika kolaborasi strategis antara Telkom dan GoJek ini terjadi maka yang akan diolah mereka adalah profiling masyarakat Indonesia.

Pengguna layanan telekomunikasi Telkom Group dan GoJek tersebar hampir di seluruh Indonesia. Segmen pengguna layanan Tellkom maupun GoJek juga merata di semua kelas, baik itu kelas atas maupun bawah.

“Memang Telkom memiliki profiling lengkap mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Namun Telkom sulit untuk menggetahui kebiasaan konsumen Indonesia dalam berbelanja atau memesan makanan. Yang memiliki profiling lengkap mengenai itu ada di GoJek, sehingga kolaborasi data agregat ini yang akan sangat berharga di kemudian hari. Kedua belah pihak memiliki nilai tawar masing-masing,” kata Ridwan.

Seperti diketahui Bersama, Telkom dan Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesa. Dengan jaringan yang terbesar dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia membuat nilai Telkom sangat tinggi. Sebab aset utama dari ekonomi digital adalah jaringan telekomunikasi yang handal dan tersebar di seluruh wilayah.

Sementara itu GoJek merupakan perusahaan digital yang menyediakan one stop solution bagi seluruh kebutuhan masyarakat. Dari layanan transportasi serta logistik, pengiriman makanan, penjualan pulsa, hingga layanan finansial.

“Dengan memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya membuat investasi Telkom di GoJek nantinya sangat strategis. Saat ini waktunya bagi Telkom untuk masuk ke industri digital dan memperkuat portfolio digitalnya. Ini salah satu bukti Telkom tak setuju dengan net neutrality dan menjadikan operator telekomunikasi sebagai dump pipe. Justru dengan Telkom berinvestasi di perusahaan digital merupakan ikhtiar mereka untuk memonitisasi potensi ekonomi digital di Indonesia, dan itu akan sangat menjanjikan keuntungan,” pungkas Ridwan.