Apa Perbedaan Antara Fashion Blogger dan Influencer?

pada 7 tahun lalu - by

Sebutanbloggerdaninfluencersudah pasti kerap akrab di telinga Anda. Industrifashiontidak lagi diatur oleh editor majalah dan surat kabar –front rowperagaan busana sekarang didominasi oleh jurnalis,stylists, selebriti – dan juga para pendatang baru.


Walaupun dunia maya memiliki informasi tak terbatas, tidak banyak yang menguraikan perbedaan antara masing-masing peran dan siapa yang mendefinisikan mode. Seperti yang Anda mungkin telah baca, kedatangan pemain baru sepertibloggerdaninfluencerdi lapanganfashiontelah melahirkan rasa ketegangan di industri tersebut. Walaupun membingungkan, dan memang banyak peran yang tumpang tindih,Bazaarakan mencoba memaparkan perbedaan di antara keduanya:

Blogger

Cara termudah untuk menggambarkan seorangbloggeradalah melewati situs web mereka – mungkincontentmereka berbasis foto seperti milik Tommy Ton atau The Sartorialist – atau secara lisan, seperti Susannah Lau dari Style Bubble atau Chiara Ferragni dari The Blonde Salad.

Ketika istilahbloggerpertama kali muncul satu dekade yang lalu, hal ini menandai sebuah tonggak sejarah dalam mendemokratiskan sebuah industri yang misterius.Fashion bloggerdicintai karena memiliki sudut pandang berbeda, rasafashiontertentu, dan cara unik dalam menyajikan dan mendokumentasikan mode – baik dalam visual maupun lisan.

Bloggeryang sukses di lapanganfashiontelah mendapat cara untuk menghasilkan uang dari situsblogmereka dalam bentuk iklan, kampanye, dan proyekbrand.Beberapabloggerjuga dikenal sebagaiinfluencerkarena keberhasilanblogmereka (contohnya Ferragni, yang namanya telah menjadi merek miliknya sendiri).

Masa depanbloggingmasih tidak pasti – beberapabloggerseperti Pernille Teisbaek menutup situsnya dikarenakantrafficyang menurun tahun-ketahun, yang diduga diakibatkan oleh naiknya pamor Instagram.

 

 


Influencer

Influencerbiasanya tidak memilikiblogatau platform diluar media sosial. Dulu mereka pastinya disebut sebagai'It girls'– mereka dibayar untuk menghadiri peragaan busana, pesta makan malam desainer danafter-party. Saat ini, nilai seoranginfluencerdilihat dari berapafollowersyang mereka miliki dan seberapa pentingfollowersmereka – jikaInsightsInstagram menunjukkan bahwa pengikut mereka setia, berharta banyak, dan berusia antara 25 dan 35 tahun, akan lebih mudah bagiinfluenceruntuk menghasilkan uang.

Sebuah merek membayar parainfluenceruntuk mengiklankan busana mereka dengan cara meng-uploaddi sosial media – biasanya merek tersebut berani membayar antara $2500 sampai $5500 perpost, namuninfluenceryang memiliki jutaanfollowersbisa mengenakan biaya lebih dari $30,000.

Postyang disponsor harus secara legal ditandai dicaption(biasanya mereka menggunakan#ad, #promoatau #spon).

Influenceryang dinilai sukses saat ini termasuk Camille Charriere, Caroline Vreeland, Olivia Palermo, dan Harley Viera Newton. Baikbloggermaupuninfluencer– jika mereka sangat tenar – akan menjadi sebuah merek, dan dapat meluncurkan koleksifashiondan aksesori dengan nama mereka sendiri (Palermo, Ferragni, dan Viera Newton sebagai contohnya).

 

 


Editor

Seorangeditorlebih mudah didefinisikan. Tugas seorangfashioneditoradalah menyampaikan visi industri mode sesuai dengan nada dan sudut pandang majalah tertentu.

Mereka dapat mengatur pemotretan model atau menulis fitur tentang tren serta tokoh yang membentuk sebuah industri, baik seorang desainer, fotografer, selebriti, atau sosialita.

Secara historis,editorternama biasanya duduk di barisan depan berbagai peragaan busana – tanda kepentingan mereka di industri ini – namun sekarang mereka berbagi kursi denganinfluencerdanblogger.

Seorangfashioneditorbiasanya terikat pada satu publikasi tertentu yang mereka bekerja secara eksklusif, atau menjadifreelancerdan berkontribusi untuk berbagai majalah, surat kabar, atau situs web yang berbeda.

 

 


(Artikel disadur dariHarper's Bazaar UK. Alih bahasa: Sonia Garcia. Foto: XXX/Shutterstock.com, dok.Bazaar)