Apa yang Harus Diakukan bila Bayi Kejang
Kejang adalah kondisi ketika sel-sel di otak memiliki aktivitas kelistrikan yang tidak normal sehingga mengganggu sinyal listrik normal otak selama beberapa saat. Kejang dapat terjadi bila suhu tubuh bayi terlalu tinggi, bayi mengalami epilepsi, trauma lahir, gangguan otak, hingga ketidakseimbangan kimia.
Ketika membayangkan seseorang mengalami kejang, Anda mungkin membayangkan tubuh yang tersentak, gemetar, dan kehilangan kesadaran sementara. Tetapi tanda-tanda kejang pada bayi seringkali lebih halus. Bahkan pada awalnya, Anda mungkin tidak memperhatikan bahwa ada yang salah.
Inilah kenapa sangat penting untuk mengetahui jenis dan tanda-tanda kejang pada bayi serta tahu apa yang harus dilakukan bila bayi mengalaminya. Apa yang Anda lakukan, akan sangat menentukan keselamatan si kecil, Moms.
Jadi simak beberapa hal yang harus Anda ingat dan segera lakukan bila bayi kejang berikut ini, ya:
1. Tidak panik dan tetap tenang. Panik membuat Anda tidak dapat berpikir jernih dan bertindak sigap.
2. Segera letakkan bayi di tempat yang datar dan aman untuk memastikan dia terlindung dari cedera. Singkirkan benda-benda keras (mainan, perabotan) dan gulingkan bayi ke sisi tubuhnya untuk mencegah bayi tersedak jika ia muntah.
3. Periksa mulutnya untuk melihat apakah bayi menggigit lidahnya. Agar lidahnya tidak tergigit, letakkan saputangan lembut di antara gusinya. Tapi jangan mencoba untuk memasukkan sesuatu ke mulutnya. Juga jangan memberi bayi minum saat ia masih atau tengah kejang. Ini bisa menyebabkan bayi tersedak dan sangat berbahaya!
4. Periksa apakah ada benda lain, seperti pakaian, selimut atau topi yang menekan tubuh dan mengganggu pernapasan bayi. Segera longgarkan agar pernapasannya tidak terganggu.
5. Bila mulut bayi terkatup, jangan paksa membukanya. Anda juga tidak perlu berusaha menghentikan kejangnya, misalnya dengan cara menahan maupun menggoyang-goyang tubuh si kecil.
6. Segera larikan bayi ke dokter bila ia mengalami kesulitan bernapas, berubah warna menjadi biru, kejang selama lebih dari lima menit, atau tidak responsif selama 30 menit setelah kejang berakhir.
Selain Anda, pastikan suami, pengasuh atau orang dewasa lain yang kerap bersama bayi juga mengetahui langkah-langkah penting ini, Moms. Bisa saja bayi mengalami kejang saat tidak bersama Anda, kan?
Jika saat bayi mengalami kejang (dan Anda tengah melakukan 6 hal tersebut di atas) ada orang lain, bila memungkinkan mintalah orang tersebut untuk mengambil video dari dengan ponsel Anda.
Rekaman video kejadian kejang ini akan sangat berguna untuk ditunjukkan kepada dokter nanti. Informasi lain yang juga dapat bermanfaat adalah informasi mengenai berapa lama serangan berlangsung, di mana kejang dimulai (lengan, kaki atau mata misalnya) dan bagaimana kejang menyebar ke bagian tubuh lain.
Anda juga dapat mengamati dan menyampaikan pada dokter seperti apa gerakan kejang yang dialami bayi (menatap, menyentak, atau kaku) juga apa yang dilakukan bayi tepat sebelum serangan kejang terjadi (sedang tidur, mandi, bermain, atau makan).
Informasi yang lengkap akan memudahkan dokter membuat diagnostik akan kondisi bayi. Jika bayi Anda rentan terhadap kejang, dokter mungkin akan menyarankan bayi melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti elektroensefalogram (EEG), yang melacak gelombang listrik otak, atau tes pencitraan otak untuk menentukan penyebabnya.