Apakah Asap Vape Berbahaya Bagi Orang di Sekitarnya?
Rokok elektrik, lebih populer disebut dengan vape, menggunakan tenaga baterai untuk memanaskan dan menguapkan cairan vape yang biasanya mengandung nikotin. Uap cairan ini kemudian dihirup oleh pengguna saat mereka menekan tombol pada perangkat vaporizernya dan menghembuskan asap vape ke udara lepas. Haruskah para non-perokok khawatir soal potensi efek samping dari menghirup udara yang sudah bercampur dengan asap vape, layaknya bahaya menghirup asap rokok tembakau?
Apa yang terkandung dalam asap vape?
Secara teknis, para pengguna vape tidak bisa digolongkan sebagai perokok. Mereka tidak merokok, melainkan hanyalah “vaping.” Artinya, mereka menggunakan vaporizer sebagai alat inhaler yang bertenaga baterai. Tidak seperti rokok tembakau yang dibakar, vape memproduksi uap melalui sistem pemanasan. Sementara itu, rokok tradisional melibatkan pembakaran tembakau menggunakan api yang melepaskan emisi kimia beracun ke udara. Sisa pembakaran beracun inilah, alias asap rokok, yang telah menyebabkan kebijakan kesehatan masyarakat yang meluas untuk melarang merokok di ruang publik.
Namun demikian, “Menganggap bahwa asap vape yang dilepaskan ke udara hanya berupa uap air tidak sepenuhnya tepat,” tandas Tobias Schripp, seorang peneliti dari Fraunhofer Institute di Jerman yang telah mempelajari seluk-beluk rokok elektronik, dilansir dari Washington Post.
BACA JUGA:Awas! Vape Bisa Meledak di Wajah Anda
Cairan yang digunakan di sebagian besar perangkat vape terdiri dari empat bahan utama: propilen glikol, gliserin nabati, nikotin, perasa tambahan, dan mungkin juga mencakup bahan kimia lainnya. Setelah dipanaskan, cairan tersebut menguap menjadi kabut asap yang dihirup seperti asap rokok tembakau sebelum akhirnya akan dilepaskan ke atmosfer.
Lebih lanjut Schripp menjelaskan, selain partikel uap air, asap vape juga mengangkut partikel nikotin ultra-halus, senyawa polutan organik yang mudah menguap, dan hidrokarbon yang berpotensi karsinogenik lainnya ke udara — bahkan di ruangan yang berventilasi mumpuni. Satu fakta ini saja bisa mengkonfirmasi bahwa rokok elektrik tidak sepenuhnya bebas polusi.
Bahayakah jika kita ikut menghirup asap vape?
Studi dan bukti ilmiah kuat yang menyoal efek kesehatan dari paparan asap vape pada orang yang menghirupnya masih sangat terbatas. Tapi, kebanyakan pakar kesehatan sejauh ini berspekulasi bahwa paparan polutan dari rokok elektrik mungkin bisa memicu masalah kesehatan karena partikel super halus yang terangkut bersama asap mungkin dapat menumpuk di paru-paru. Paparan terhadap partikel super halus dapat memperburuk masalah pernapasan yang dimiliki seseorang, misalnya asma, dan menyempitkan pembuluh darah yang bisa memicu serangan jantung.
Propilen glikol, misalnya. Penggunaan bahan ini pada beberapa produk resmi disetujui oleh FDA. Tapi, metode penghirupan nikotin uap yang di dalam propilen glikol tidak disetujui penggunaaanya. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemanasan propilen glikol mengubah komposisi kimianya, sehingga memproduksi sejumlah kecil propilena oksida — senyawa karsinogen yang teridentifikasi bahayanya. Paparan inhalasi jangka pendek terhadap zat ini menyebabkan iritasi mata, tenggorokan, dan saluran napas, sementara paparan jangka panjang dapat mengakibatkan anak menderita asma.
BACA JUGA:3 Jenis Vape (Rokok Elektrik), Mana yang Lebih Baik?
“Asap vape menghasilkan efek ringan pada paru-paru, termasuk peradangan dan kerusakan protein,” kata Dr Thomas Sussan, penulis utama dan asisten ilmuwan di Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan di Bloomberg School, dilansir dari Medical Daily.
Sussan dan rekan setimnya Dr. Shyam Bishwal menemukan adanya peningkatan kerentanan pelemahan sistem imun tubuh dan infeksi pernapasan pada tikus percobaan yang ditempatkan dalam ruangan berisi asap vape. Beberapa tikus yang terkena asap vape bahkan dilaporkan meninggal pada akhir penelitian.
Mereka menduga efek merugikan pada sistem kekebalan tubuh ini mungkin dipicu oleh radikal bebas, racun yang sangat reaktif yang juga ditemukan dalam asap rokok tembakau dan polusi kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kematian sel dengan merusak DNA dan molekul lain dalam sel tubuh.
Asap vape tetap lebih baik dari asap rokok tembakau
Tingkat paparan racun yang dihasilkan dari rokok elektronik dianggap lebih rendah dari rokok tradisional. Tetapi hanya beberapa karsinogen dalam asap vape yang telah berhasil diidentifikasi sejauh ini, dan para ilmuwan belum berhasil mengidentifikasi semua partikel yang ada di formula ini. Variasi dalam isi produk, desain, dan gas buangan juga menunjukkan bahwa beberapa produk menghasilkan sedikit paparan racun, sedangkan yang lain dapat menimbulkan risiko yang lebih besar.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Baik, Shisha Atau Rokok Elektrik (Vape)?
Kesimpulannya, jika dihadapkan oleh dua pilihan: menghirup asap vape atau asap tembakau, para pakar tampak sepakat bahwa peluang kesehatan Anda akan lebih baik jika bernapas dalam uap dari asap vape daripada asap rokok tembakau. Asap tembakau mengandung ribuan bahan kimia, 60 dari bahan kimia ini merupakan karsinogen yang dikenal, sementara karsinogen dari uap vape hanya segelintir. Oleh karena itu, risiko kesehatan secara keseluruhan dari asap vape tetap cenderung jauh lebih rendah daripada paparan asap tembakau dalam ruangan.