Apple Punya 3 Developer Academy di Indonesia, Apa Saja Bedanya?

pada 9 hari lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Pertama kali hadir di tahun 2018 lalu, Apple kini telah memiliki 3 Developer Academy di Indonesia yang tersebar beberapa daerah. 

Apple Developer Academy yang pertama kali dibuka terletak di daerah Jakarta, tepatnya di BSD Tangerang Selatan lalu kemudian di Surabaya dan terakhir, ada di Batam.

Jumlah tersebut sebentar lagi akan segera bertambah, dimana dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke Indonesia, Tim Cook berkomitmen untuk membangun Developer Academy di Bali yang akan segera diresmikan pada tahun 2025 nanti.

Sembari menunggu Apple Developer Academy keempat diresmikan, Uzone.id dapat kesempatan untuk mengintip bagaimana suasana Apple Academy menjelang kelulusan para learners. Selain itu, kami juga diajak untuk mengenal lebih jauh masing-masing Apple Developer Academy.

Ternyata, masing-masing Apple Developer Academy memiliki perbedaan, khususnya di aplikasi yang diciptakan oleh setiap learners. Sebagai informasi, masing-masing dari aplikasi ini dirancang menggunakan teknologi buatan Apple.

perbedaan pertama tentu dari mitra yang digandeng oleh Apple, untuk cabang Jakarta dan Surabaya, Apple menggandeng universitas seperti BINUS University dan Universitas Ciputra untuk mengembangkan program pembelajaran mereka. Sementara di Batam, Apple menggandeng pihak non-universitas yaitu Infinite Learning sebagai mitra dalam menghadirkan aplikasi-aplikasi kreatif dan entertaining.

Beberapa diantaranya adalah SwiftUI, SpriteKit, AVFoundation, Combine, CoreML, GameplayKit, UIKit, Vision, SwiftData, CloudKit, Xcode Cloud, YOLOv8, OpenCV, MongoDB, Express, JSON Web Token, Xcode, Swift, PDFKit, AppKit, Figma, GitHub, RichTextKit, dan SwiftUI.

Berikut beberapa aplikasi buatan siswa Apple Academy yang punya tujuan dan konsep berbeda satu sama lain.

Apple Developer Academy Jakarta 

Di Apple Academy Jakarta atau misalnya, dari semenjak didirikan pada 2018, para siswa di Apple Academy banyak tertarik dengan aplikasi dan program yang berfokus pada pelayanan kesehatan.

Banyak tugas akhir para siswa Apple Developer Academy dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan, atau untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pekerja medis yang pada akhirnya dapat meningkatkan layanan medis secara keseluruhan. 

 

 

Para mahasiswa juga memanfaatkan koneksi Akademi dengan rumah sakit dan fasilitas penelitian di daerah sekitarnya, sehingga memungkinkan mereka untuk berkolaborasi dan menciptakan proyek-proyek yang bermakna di sektor ini. 

Tahun ini, siswa Apple Academy Jakarta yang bekerja sama dengan BINUS University berhasil meluncurkan dan merancang 4 aplikasi berbasis iOS, iPadOS, atau MacOS mengenai layanan kesehatan, aplikasi ini antara lain Chamelure, Oculab, Apical, dan Polaread.

Aplikasi pertama adalahChamelure. Aplikasi ini beroperasi di iPad untuk anak-anak kecil yang  sedang menjalani terapi Amblyopia atau terapi untuklazy eye. Dengan menggunakan kacamata 3D anaglyph, anak-anak dapat menyelami permainan puzzle interaktif yang dibuat untuk menstimulasi kedua mata secara efektif. 

Selanjutnya adaOculab.Aplikasi ini bertujuan untuk embantu teknisi laboratorium dalam pengaturan dengan sumber daya terbatas yang menghadapi tantangan dengan pengujian mikroskopis tuberkulosis yang akurat dan tepat waktu. 

Aplikasi ini dilengkapi dengan bantuan diagnostik berbasis AI. Tak hanya itu, aplikasi ini terbukti mengurangi waktu pengamatan dari 2 jam menjadi 5 menit dan meningkatkan akurasi dengan bantuan AI, dibandingkan dengan metode manual.

Ada juga aplikasiApicalyang dirancang untuk membantu individu yang mengidap HIV dengan menghadirkan alat untuk melacak pengobatan adn pengingat pengobatan bagi mereka agar terus berkomitmen dalam berobat.

Aplikasi selanjutnya adalahPolareaduntuk membantu individu yang memiliki disleksia dengan cara menerapkan kode warna untuk meningkatkan fokus dan melacak kemajuan membaca.

Apple Developer Academy Surabaya

Sementara itu, Apple Developer Academy di Surabaya lebih berfokus pada entrepreneurship. Didirikan pada tahun 2019 dan bermitra dengan Universitas Ciputra, akademi ini dirancang untuk membekali calon pelajar dengan keterampilan dan ilmu developers serta wirausahawan dengan memanfaatkan ekosistem dan teknologi Apple.

Angkatan tahun ini berfokus pada penggunaan teknologi untuk memberi manfaat bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kota serta smart city. Beberapa aplikasi yang diluncurkan adalah MS-T, Voice of Citraland, dan Titipin.

Pertama adaMS-T (Monitoring and Safety Technology), aplikasi ini hadir untuk memecahkan masalah kecelakaan ketika berada lapangan. MS-T adalah sebuah sistem yang bisa mendeteksi pelanggaran para pekerja secara otomatis menggunakan AI melalui umpan CCTV.

Misalnya, aplikasi ini bisa mendeteksi pekerja yang tidak menggunakan APD dengan tingkat akurasi mencapai 80 persen dengan maksimal bisa mendeteksi hingga 6 orang.

Selanjutnya, adaVoice of Citralandyang dirancang untuk meningkatkan komunikasi antara penghuni dan manajemen di lingkungan Citraland.

Terakhir, adaTitipinyang ditujukan untuk membantu UMKM. Aplikasi Titipin membantu UMKM memperlancar manajemen inventaris dan penagihan dengan mengotomatiskan proses seperti pelacakan stok, manajemen pesanan, dan penagihan, mengurangi kesalahan manual dan menghemat waktu.

Apple Developer Academy Batam 

Apple Developer Academy di Batam didirikan pada tahun 2020, dan berlokasi di Nongsa Digital Park. Dikelilingi oleh industri kreatif, para pelajar di akademi ini banyak menghadirkan aplikasi dengan genre kreatif, entertaining dalam bentuk game maupun live-experience.

Dengan menggunakan teknologi Apple, aplikasi dan game yang dibuat oleh lulusan tahun ini menekankan budaya, media, dan hiburan lokal, termasuk aplikasi Esc-App, Unsummon, Pastale, Wayang Warrior dan The Bender Force.

 

 

AplikasiEsc-Appmisalnya, aplikasi ini menggabungkan teknologi dengan pemasaran film dimana aplikasi ini menggabungkan pengalaman online/offline multi-sensor dengan AR, konektivitas multi-peer, dan perangkat IoT.

Kombinasi ini kemudian disesuaikan dengan tema-tema film horror yang bekerja sama dengan mereka untuk menghadirkan live experience seperti escape room ‘Losmen Melati’.

Selanjutnya ada gamePastaledengan tujuan memperkuat bonding antara pemain karena mengusung tema kerja sama. Game multi-player ini menonjolkan kolaborasi dan komunikasi dimana para pemain didorong untuk menyelamatkan desa dari sebuah ‘penghapus raksasa’.

Kemudian adaUnsummonyang mengambil peran utama Pocong dan game masa kecil petak umpet. Permainan multipemain iOS ini menata ulang permainan petak umpet dengan sentuhan yang menegangkan dimana para pemain harus membantu satu sama lain untuk menjalankan sebuah misi.

Nah, itu dia beberapa aplikasi yang dihasilkan setiap peserta di tiap-tiap kota. Bagaimana? Menarik, kan?