Arabian Gazelles, Simbol Feminisme Dalam Wujud Komunitas Supercar Wanita

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Arab Saudi baru saja membolehkan wanita untuk nyetir mobil. Hasilnya, Arabian Gazelles pun mulai berani muncul ke permukaan.

Arabian Gazelles adalah sebuah komunitas. Tepatnya komunitas mobil yang hanya berisi wanita. Namun, mereka terlalu mencolok, karena menggunakan supercar sebagai simbol.

Stigma negatif terhadap perempuan yang bermobil mewah gak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan, di Dubai tekanannya lebih parah lagi dan kerap menjurus pada seksisme.

Beberapa waktu yang lalu, Hanan Mazouzi Sobati, pebalap wanita di Arab, dihadapkan dengan perilaku seksisme pada sebuah lintasan balap di Dubai.

"Mereka berpikir aku hanyalah seseorang yang menemani lelaki di dalam sebuah mobil," ungkap Hanan.

Rekan Hanan, Jalyn Jarvi juga menambahkan, "Ketika berhenti dan keluar dari kendaraan mereka berpikir kami adalah pacar atau istri seseorang."

Jarvi merupakan salah satu dari kurang lebih 80 perempuan dari 17 negara berbeda yang juga merupakan founder Arabian Gazelles.

Sebagian besar dari anggotanya merupakan pemilik perusahaan, para eksekutif, sedangkan sisanya ibu rumah tangga.

Komunitas ini didirikan dua tahun lalu, dan jumlah anggotanya terus bertambah.

Jarvi memang menyukai mobil. Khususnya mobil sport bermerek Porsche. Bahkan dia punya mimpi keliling Emirates pakai Ferrari 599 bertenaga 620 Hp.

"Kebetulan harga mobil di sini 50% lebih murah daripada kota-kota lain, jadi sayang sekali jika tidak membeli mobil sport," kata Jarvi.

Sementara Sobati terlahir di Algeria, hidup di Inggris dan Qatar sebelum akhirnya menetap di Dubai.

Masa kanak-kanaknya dihabiskan bermain mobil mainan saudara lelakinya.

Dia sangat suka otomotif, sampai-sampai menggambarkan kematian pebalap F1 Ayrton Senna adalah hari terburuk dalam hidupnya.

Suami Sobati tidak menyukai otomotif, tapi masih mau membelikan jajaran supercar untuk istrinya.

Ketika menjadi anggota komunitas mobil yang 99% beranggotakan kaum hawa, Sobati mulai berpikir pasti ada wanita lain selain dia di luar sana yang memiliki passion terhadap mobil seperti dirinya.

Sobati memulai dengan mengajak dua tetangganya ngebut di sirkuit pada tahun 2016.

Mereka menyukainya, dan sejak saat itu mereka membeli supercars mereka sendiri atau meminjam milik suami mereka.

"Pada saat itu saya merasa sebagai orang yang telah memberikan pengaruh buruk kepada orang, suami mereka takut pada saya karena menganggap saya telah merusak istri mereka," kelakar Sobati.

Arabian Gazelles pun berkembang pesat dan mulai dilirik pabrikan supercar dan industri pendukungnya.

BMW baru-baru ini mengundang Gazelles untuk berbincang tentang persepsi merek dan desain sebuah mobil.

Terakhir, McLaren mensponsori acara trek dan Michelin memberikan lokakarya untuk para member.

Apalagi, para perempuan ini punya kemampuan daya beli yang tinggi. Sehingga, sekali tertarikpada satu merek, esok harinya bisa sudah berada di garasi rumah.

Sobati mengatakan 2 dari 5 anggota Arabian Gazelles yang melakukan test drive Ferrari menjadi tertarik untuk memboyong pulang produk Italia tersebut.

"Menurut saya sekarang segalanya mulai berubah, orang-orang mulai memberikan perhatian, distributor lebih serius menghadapi wanita, dan produsen menanyakan pendapat dan masukan dari kami," kata Sobati.

Selain dari cerita itu semua, aktifitas Arabian Gazelles tentu bikin iri gak hanya para perempuan, tapi juga para lelaki Petrol Head.

Disaat kebanyakan wanita menghabiskan uang suami untuk fashion, mereka meraungkan suara mesin dan menekuninya dengan serius di lintasan balap.

Supercar buat mereka adalah passion dan teman yang bisa dikemudikan dan diajak melaju kencang.

Gak sekedar memajangnya di parkiran VIP sebuah mall atau pengisi konten media sosial saja..