Arkeolog Temukan Fosil Gajah Berusia 33 Ribu Tahun di Gunungkidul

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tim Pusat Arkeologi Nasional menemukan banyak fosil hewan purba saat melanjutkan penggalian di Gua Braholo, Dusun Semugih, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama sebulan terakhir.

Koordinator Lapangan Penelitian Gua Braholo Thomas Sutikna mengatakan salah satu temuan fosil tertua ialah gigi gajah berusia lebih dari 30 ribu tahun.

"Ada gigi gajah yang berusia 33 ribu tahun lalu, pada kedalaman 6 sampai 7 meter," kata peneliti Pusat Arkelologi Nasional itu di Gunungkidul pada Selasa (24/10/2017) seperti dikutip Antara.

Selain fosil gajah, menurut Sutikna, timnya juga menemukan tulang sejumlah jenis hewan berusia 3.000-7.000 tahun yang lalu.

Sutikna mencontohkan timnya menemukan tulang belikat rusa, tulang belulang kera, babi, anjing, tikus, dan kerbau di kedalaman 1-4 meter. Temuan ini sekaligus menunjukkan jejak sejumlah jenis hewan purba yang pernah hidup di Gunungkidul,

"Fosil tulang belulang berbagai jenis binatang pada zaman prasejarah, mereka terkubur di kedalaman tiga hingga tujuh meter di dalam tanah Gua Braholo," kata dia.

Menurut Sutikna, ada dugaan hewan-hewan itu merupakan hasil buruan para manusia di masa ribuan tahun sebelum masehi tersebut. Dia menduga para manusia di masa 7000-an tahun sebelum masehi terbiasa berburu lalu membawa hasil buruannya ke dalam gua Braholo untuk dikonsumsi.

"Mereka berburu binatang dan membawanya ke tempat tinggal mereka di sini (Gua Braholo), dan dikonsumsi oleh kawanan manusia di kala itu," katanya.

Sutikna mengatakan fosil manusia tertua, yang pernah ditemukan beberapa tahun lalu di goa Braholo, diperkirakan hidup 9.000-an tahun lalu. Mereka sudah mengenal tata penguburan awal. Hal itu diketahui dari bentuk tubuhnya sudah ditekuk.

"Mereka bukan manusia purba seperti yang ditemukan di Sangiran, tetapi manusia modern awal. Saat ini kerangkanya masih disimpan di Museum Punung Pacitan," kata dia.

Riset arkeologis di gua Braholo selama ini dikerjakan oleh tim dari Pusat Arkeologi Nasional yang bekerja sama juga dengan peneliti dari UGM. Untuk tahap ekskavasi di tahun ini, penggalian berlangsung sejak 9 Oktober 2017 dan akan berakhir pada awal November mendatang.

"Beberapa fosil hasil penemuan akan kami bawa ke Punung, Pacitan," kata dia.

Penelitian terhadap Gua Braholo pertama kali dilakukan pada tahun 1997 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bidang Prasejarah. Penelitian itu tindak lanjut dari eksplorasi pada 1996.

Gua Braholo terletak di lereng sebuah bukit karst. Mulut gua menghadap ke arah barat daya, dan terletak pada ketinggian 357 mdpl. Sementara lantai gua, yang sebagian relatif datar dan lainnya miring, ada di ketinggian 352 mdpl. Langit-langit gua bisa mencapai tinggi 15 meter. Lebar ruangan gua 39 meter, dan panjang 30 meter. Luas goa ini mencapai 1.170 meter persegi.
Baca juga artikel terkaitBENDA PURBAKALAatau tulisan menarik lainnyaAddi M Idhom