Pierre-Emerick Aubameyang menghindarkan Arsenaldari kekalahan menyakitkan saat ditahan imbangTottenham Hotspur 2-2 pada pekan keempat Liga Inggrisdi Stadion Emirates, London, Minggu (1/9).
Sebelum gol yang membuat kedudukan imbang, Aubameyang sebenarnya tak bisa berbuat banyak. Ia bermain tidak sesuai dengan kemampuan terbaik dan tampak kesepian di lini depan karena minim dukungan dari lini kedua.
Namun, Aubameyang tetap bekerja keras di babak kedua untuk mengubah peruntungan Arsenal. Dari sedikit peluang yang didapat, pemain berusia 30 itu bisa mencetak satu gol.
Aubameyang sejatinya adalah pencetak gol ulung. Ia boleh saja menjalani laga yang mengecewakan selama 70 menit namun bisa dengan cepat pula keluar dari situasi sulit.
Aubameyang menyelamatkan Arsenal dengan mencetak gol penyama kedudukan ke gawang Tottenham Hotspur. (AP Photo/Alastair Grant)
Mantan penyerang Borussia Dortmund hanya butuh satu peluang untuk mengubah jalan cerita dari sebuah pertandingan. Dan itu yang dilakukan Aubameyang melalui golnya saat waktu normal di laga kontra Tottenham tersisa 19 menit.
Cara berpikir Aubameyang berbeda dari rekan-rekan setimnya dan yang terpenting jalan berpikir sang pemain berbeda dari dua pemain belakang Tottenham, Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen, yang coba menghalangi pergerakannya di kotak penalti.
Dengan insting yang dimilikinya, Aubameyang bisa menerka ke mana arah bola yang diumpan Matteo Guendouzi. Aubameyang berhasil memenangi pertarungan adu pikiran melawan dua bek tengah senior The Lilywhites.
Gol ke gawang Tottenham membuat Aubameyang selalu mencetak gol dalam tujuh laga kandang terakhir bagi tim pengoleksi 13 gelar Liga Inggris tersebut. Torehan itu salah satu yang terbaik di kandang untuk striker Arsenal setelah Thierry Henry.
Legenda hidup Arsenal itu bisa mencetak sembilan gol beruntun di kandang, saat The Gunners masih bermain di Stadion Highbury.
Meski Aubameyang punya insting tajam, apresiasi patut diberikan kepada Guendouzi. Gelandang berambut kribo itu jadi sosok pembeda di lini tengah.
Guendouzi jadi kreator gol yang dicetak Aubameyang ke gawang Tottenham Hotspur. (AP Photo/Alastair Grant)
Guendouzi melihat waktu yang tepat, ruang yang tepat, dan memberikan umpan sempurna ke arah Aubameyang. Gol penyama kedudukan itu jadi ganjaran yang pantas bagi Arsenal setelah tampil jauh lebih baik di babak kedua.
Di luar euforia karena gol Aubameyang, pelatih Unai Emery punya banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Terutama mengacu performa Aubameyang dkk di babak pertama, saat mereka sempat tertinggal 0-2 dari tim tamu.
Selama 39 menit, Arsenal bermain tanpa arah melawan rival sekota dan salah satu pesaing untuk finis di zona Liga Champions. Arsenal buruk saat bertahan, pemain kerap salah posisi, dan permainan mereka tidak bergairah.
Di menit ke-10, Tottenham sudah unggul 1-0 berkat gol Christian Eriksen usai kesalahan yang dibuat Bernd Leno. Kiper asal Jerman itu gagal menepis bola dengan sempurna saat menghalau tendangan pelan Erik Lamela.
Setelah itu, kesalahan lain dibuat gelandang Arsenal Granit Xhaka. Kapten Arsenal itu melakukan tekel sembrono ke Son Heung-min yang berujung penalti.
Harry Kane yang maju sebagai eksekutor tanpa kesulitan membobol gawang Leno dan membuat Tottenham nyaman dengan keunggulan dua gol.
Beruntung Arsenal punya Alexandre Lacazette. Sahabat Aubameyang di dalam dan di luar lapangan itu merespons ketinggalan tuan rumah dengan golnya jelang babak pertama usai.
Kali ini Lacazette menghukum kesalahan yang dibuat bek kiri Tottenham Danny Rose lewat tembakan keras ke arah Hugo Lloris. Gol itu memantik semangat pasukan Arsenal hingga akhirnya bisa memaksakan skor imbang dalam derby London Utara ini.
Hasil imbang ini jelas mengecewakan bagi Tottenham karena anak asuh Mauricio Pochettino membuang keunggulan dua gol di laga ini. Sementara buat Arsenal keberhasilan mengejar defisit dua gol jadi bukti tim Meriam London punya mental pantang menyerah. Mentalitas langka yang jarang terlihat dari Arsenal selama beberapa musim terakhir.