Arsene Wenger, Si Profesor Penguasa Tujuh Bahasa
Julukan The Professor yang melekat di Arsene Wenger bukan sekadar julukan yang diberikan media kepadanya. The Professor menunjukkan siapa Arsene Wenger yang sesungguhnya.
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesor diartikan sebagai guru besar atau pangkat dosen tertinggi di perguruan tinggi.
Pria kelahiran Strasbourg, Alsace, Perancis, 67 tahun lalu itu memulai kariernya bersama Arsenal pada 1996 silam. Kala itu, Gerard Houllier memberikan rekomendasi sosok manajer kepada Presiden Arsenal saat itu, David Dein.
Lihat juga:Istri Lionel Messi pun Ada yang 'KW' |
Tak butuh waktu lama bagi Dein untuk memastikan kiprah Wenger sebagai manajer baru The Gunners kala itu. Meski begitu Wenger mendapat banyak keraguan dari para pemain, termasuk dari kapten tim Tony Adams.
Keraguan Adams dijawab Wenger dengan berkarier 21 tahun bersama The Gunners hingga saat ini. Wenger menjadi manajer tersukses dan terlama dalam sejarah Arsenal terutama dalam hal pengumpulan trofi juara. Ia bahkan menjadi satu-satunya manajer non-Inggris yang memenangkan gelar ganda di tahun 1998 dan 2002.
Latar belakang pendidikan yang dimilikinya membuat julukan The Professor kian nyata bagi Wenger. Ia diketahui menamatkan pendidikan tingkat strata satunya pada fakultas teknik dan mengambil derajat magister di bidang ilmu ekonomi dari Universitas Strasbourg.
Sebagai sarjana teknik, penerapan ilmunya bisa terlihat di lapangan hijau bersama Arsenal. Dilansir dari situsForebet,ada korelasi menarik antara sepak bola dan matematika di mata Wenger meskipun ia mengaku belajar banyak tentang taktik sepak bola di sebuah pub.
"Tidak ada pendidikan psikologis yang lebih baik daripada tumbuh di sebuah pub. Saya belajar tentang taktik dan seleksi dari orang-orang yang berbicara tentang sepak bola di pub. Siapa yang bermain di sayap kiri, siapa yang harus berada di tim,” terang Wenger.
Sebagai pemilik gelar magister di bidang ekonomi, Wenger juga sukses menerapkannya di sepak bola. Wenger hingga kini masih dikenal sebagai manajer yang mampu menguntungkan Arsenal dari segi finansial, pasalnya dia mampu meraih sukses dengan pengeluaran uang transfer yang sedikit.
Dalam setahun menurut mantan presiden Arsenal Peter Hill-Wood, Wenger pernah hanya membutuhkan dana 4-5 juta poundsterling. Lewat dana sebesar itu Wenger mampu menjual pemain yang ia beli ke klub lain dengan harga selangit.
Contoh paling nyata adalah ketika ia mendatangkan Nicolas Anelka dari Paris Saint-Germain seharga £500 ribu yang kemudian dibanderol menjadi £22,3 juta saat Real Madrid membelinya dua tahun kemudian.
Sebagai pelatih non-Britania Raya pertama yang memenangi Liga Primer Inggris, Wenger merevolusi pendekatan klubnya terhadap pemain non-Inggris dan telah mempromosikan pentingnya pembelajaran bahasa sepanjang kariernya.
Wenger juga diketahui banyak menguasai bahasa asing. Selain Perancis, manajer berperawakan kurus itu juga fasih berbicara bahasa Alsatian, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, dan Jepang.
Wenger sendiri dibesarkan di Duttlenheim, sebuah desa kecil yang berjarak 21 kilometer sebelah barat daya Strasbourg. Sejak kecil, ia berusaha keras untuk bisa menguasai banyak bahasa.
"Saya berusaha sangat keras di sekolah. Saya sangat tertarik belajar bahasa asing. Karena bila Anda masih muda, lebih mudah untuk belajar,” kata Wenger dikutip dariThe Guardian.
Wenger belajar bahasa Inggris di sekolah, dan berbicara bahasa Perancis serta Jerman di rumah. Menjabat sebagai pelatih di AS Monaco (di mana dialek Monegasque diucapkan) dan Nagoya Grampus Eight di Jepang, telah menambah rentetan bahasa asing yang Wenger kuasai.
Dia juga mengikuti kursus bahasa Inggris yang dipertajamnya selama 17 tahun selama bergabung dengan Arsenal sejak 1 Oktober 1996.
Kali pertama bergabung di Arsenal, Wenger pun sempat dikucilkan dengan latar belakang ‘orang asing’ yang melekat padanya. Kesulitan berkomunikasi dengan orang asing menjadi sesuatu yang janggal dan ditakutkan menjadi masalah untuk kebesaran Arsenal ke depan.
Namun, keraguan itu pun terjawab tuntas. Kini, sedikitnya ada 12 sampai 13 pemain asing yang menyatu di Arsenal dan tidak terjadi kendala bahasa sama sekali. Bahkan, hampir 21 tahun sudah Wenger menjadi bagian dari Arsenal yang tak terpisahkan.
"Jika Anda bisa menggunakan sepak bola untuk membantu orang belajar (bahasa baru) dan membuatnya lebih menggairahkan, maka tentu saja itu sangat bagus," kata Wenger.
Sekarang, semua hampir sempurna. Komitmennya terhadap pentingnya sebuah bahasa tidak dapat dipungkiri lagi. Ketika ditanya bahasa apa yang ingin ia kuasai selanjutnya, Wenger mengatakan: “Bahasa China!”