Artis Mulai Kepincut Beli Tesla, Seberapa Siap Indonesia Punya Mobil Listrik?

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tesla Model 3 (YouTube Rans Entertainment)


Uzone.id- Hingar bingar mobil listrik menyeruak lagi gara-gara presenter dan YouTuber Deddy Corbuzier membeli mobil Tesla Model 3 dengan harga paling murah Rp1,5 miliar (off the road).

Deddy menjadi orang pertama di Indonesia yang memiliki Tesla Model 3. Dengan bangganya ayah Azka Corbuzier itu unggah foto dia lagi mejeng bareng Tesla Model 3 di Instagram yang akhirnya jadi viral.

Namun, yang jadi pertanyaan apakah Indonesia sudah siap untuk melayani pemilik mobil listrik?

VIDEO Test Drive DFSK Super Cab:

Seperti yang kita lihat kondisi infrastruktur sepertinya tidak memungkinkan mobil listrik ditaksir banyak orang.

Ambil contoh Tesla Model 3 melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali, dengan jangkauan baterai dalam kondisi penuh bisa menempuh 400 km.

Baca juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Punya 10 Kendaraan, Totalnya Rp1,5 M

Dengan jangkauan itu, kita bisa membawa Tesla Model 3 sampai ke Semarang. Nah, karena di Semarang belum terbentuk infrastruktur pengisian ulang mobil listri, tentunya sang pemilik harus numpang charge dong di tempat orang. Apakah semudah itu?

Tentu saja hal itu menjadikan pasar mobil listrik di Indonesia masih suram. Hal itu juga turut dikhawatirkan oleh Director of Global Research Cooperation BMW, Stephan Neugabauer.

 

Semudah isi baterai ponsel

Stephan mengatakan, mobil listrik terlalu mahal dan tidak memiliki jangkauan yang cukup dan tidak ada stasiun pengisian yang cukup.

Menurutnya, mobil listrik bisa menaklukkan pasar kalau sudah semudah mengisi baterai ponsel.

"Anda cukup mengemudi di suatu tempat dan memasukkan steker ke stopkontak sehingga Anda bisa mengisi daya mobil. Itulah visi saya untuk masa depan," kata Stephan.

Baca juga: Tips Beli Supercar dari Raffi Ahmad, Jangan Beli di Diler!

Kalau saja infrastruktur pengisian ulang baterai mobil listrik di Eropa tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, tentu saja target bebas karbon tahun 2050 sulit tercapai.

MengutipCNBC Indonesia, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan mengatakan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia cuma jadi wacana bertahun-tahun.

Apalagi mobil listrik yang 100% mengandalkan baterai akan menjadi persoalan karena sampai sekarang baterai mobil listrik belum sempurna dan harus dikembangkan terus.

Menurutnya, baterai masih punya kelemahan jika sudah bersentuhan dengan kondisi udara, kondisi jalan tanjakan, cuaca, dan lainnya.

"Kalau dia full baterai, kalau mogok siapa yang tanggung jawab?," tutur Johnny.

Apalagi, katanya, mobil listrik bisa saja terkendala medan magnet ketika melewati rel kereta api.Johnny lalu berkesimpulan kalau mobil listrik sebaiknya tak full electric.

"Paling terbaik di dunia adalah Toyota punya hybrid, tapi plug in hybrid 80%, dan 20% untuk charge," kata dia.

Nah, apakah uzoners tetap tertarik beli mobil listrik?