AS resmi akui Rusia intervensi Pemilu untuk menangkan Trump

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pemerintah Amerika Serikat Jumat waktu setempat lalu resmi mengajukan dakwaan kepada 13 warga Rusia dan tiga perusahaan Rusia dalam kaitannya dengan operasi jutaan dolar dan canggih yang dirancang untuk membelokkan arah Pemilu AS 2016 menjadi menguntungkan Donald Trump.

Dari surat dakwaan setebal 17 halaman, ketigabelas warga Rusia iu adalah anggota perusahaan Internet yang berbasis di St Petersburg, Rusia, bernama Internet Research Agency LLC, yang terlibat dalam kampanye "perang informasi" untuk membantu Trump memenangkan Pemilu dan sekaligus mendeskreditkan lawan Trump, Hillary Clinton.

Dalam dakwaan itu tidak disebutkan ada orang Trump yang terlibat dalam konspirasi Rusia itu atau berpengaruh langsung terhadap hasil Pemilu.

"Sejak atau sekitar 2014 sampai sekarang, para terdakwa tahu dan berniat bersekongkol satu sama lain untuk menipu Amerika Serikat dengan cara merusak, mengobrakabrik dan melemahkan fungsi hukum pemerintah melalui penipuan dan kecurangan dengan tujuan mengintervensi proses politik dan Pemilu AS, termasuk Pemilihan Presiden 2016," tulis pemerintah dalam dakwaan yang disusun pengacara khusus Robert Mueller itu.

Baca juga:Trump manfaatkan pembantaian SMA untuk serang FBI

"Organisasi ini (Internet Research Agency LLC) memiliki tujuan strategis menabur perselisihan dalam sistem politik Amerika Serikat."

"Tedakwa memposting informasi penghinaan atas sejumlah calon, dan dari awal sampai pertengahan 2016, operasi terdakwa termasuk mendukung kampanye presiden untuk calon presiden Donald J Trump dan memburuk-burukkan Hillary Clinton," tulis dakwan pimpinan Mueller itu.

Para terdakwa Rusia ini terekspos setelah warga Amerika terpengaruh iklan politik di media sosial baik yang mendukung Trump maupun yang menentang Clinton, dengan berpura-pira sebagai aktivis akar rumput dan melancarkan kampanye “Naikkan Trump” dan “Turunkan Hillary” di bumi AS untuk menyebarluaskan ketidakpercayaan kepada para kandidat dan sistem politik secara umum," demikian news.coom.au.

Baca juga:Rusia aktif lagi sabotase Pemilu Sela di AS tahun ini