Aspirin Ternyata Bisa Perbaiki Gigi Berlubang

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kombinasi pola makan yang buruk dan kebersihan mulut yang tak terjaga dapat menyebabkan kerusakan gigi. Kondisi terburuk jika kerusakan sudah mengenai akar sehingga sulit diperbaiki.

Biasanya perawatan saluran akar akan direkomendasikan oleh dokter gigi yang membutuhkan waktu lama. Nah, peneliti dari Queen's University Belfast telah menemukan efek Aspirin dalam mengisi rongga akar gigi sehingga mempercepat proses perawatan.

Menurut El Karim, peneliti utama, aspirin menawarkan alternatif untuk memulihkan gigi yang membusuk dengan meningkatkan fungsi sel induk di gigi sehingga dapat segera memulai regenerasi struktur gigi yang rusak.

"Penggunaan aspirin dosis rendah dapat meningkatkan proses mineralisasi dan ekspresi gen yang bertanggung jawab untuk membentuk dentin, struktur gigi keras yang rusak akibat pembusukan. Dengan kata lain, aspirin merangsang sel induk gigi sehingga bisa memperbaiki sendiri tanpa perlu tambalan," ujar dia dilansir Medical Daily.

Saat ini, perawatan kerusakan gigi yang berlubang biasanya berupa tambalan, yaitu saat bagian gigi yang membusuk dibor dan diganti dengan filling yang terbuat dari resin komposit, porselin, perak, emas, atau amalgam. Lubang yang lebih luas biasanya mengenai mahkota dan saluran akar dan mungkin perlu dilakukan perawatan berkali-kali.

"Penggunaan aspirin bisa membantu membatasi jumlah tambalan yang dibutuhkan di masa depan," tambah dia.

Kedepannya peneliti perlu mencari tahu bagaimana aspirin dapat diterapkan pada gigi untuk memulai proses regenerasi dentin. Pasalnya hanya dengan menambahkan aspirin ke gigi yang terinfeksi tidak akan bekerja.

"Ini perlu ditempatkan pada gigi dengan cara tertentu sehingga obat bisa dilepaskan selama periode waktu tertentu," lanjut dia.

Penggunaan aspirin sebagai 'penyembuh' gigi bisa membantu meningkatkan kelangsungan hidup gigi seseorang. Lebih dari 90 persen orang dewasa berusia 20 sampai 64 tahun memiliki gigi berlubang di gigi permanen mereka dan 26 persen orang dewasa dalam kelompok ini mengalami kerusakan yang tidak diobati.