Atasi Kekeringan, Hujan Buatan Diperlukan

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membutuhkan pesawat khusus untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) alias hujan buatan. BPPT berharap pesawat tersebut selalu disiagakan karena kondisi kekeringan makin parah.

Kepala Balai Besar TMC BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, hujan buatan dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu, seperti koordinasi dan hal teknis lainnya. Persiapan teknis menyangkut memodifikasi pesawat untuk dapat digunakan dalam melaksanakan operasi TMC. Setelah itu mendatangkan pesawat ke lokasi, menyiapkan sumber daya manusia, serta menyiapkan bahan semai.

"Untuk melakukan operasi TMC pun butuh pesawat yang biasanya dimodifikasi khusus untuk operasi TMC, guna mengangkut kru serta bahan semai berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan," kata dia, kemarin.

Seto menjelaskan, hujan buatan ialah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan. Tujuannya supaya proses yang terjadi di awan lebih cepat dibandingkan dengan proses secara alami. Ia mengklarifikasi bahwa hujan buatan tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan. \"Teknologi ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan,\" ujarnya.

Ia menjelaskan, metode hujan buatan dengan cara melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifathigroskopik(menyerap air). Lalu proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat. Selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

"Operasi TMC ini tentunya juga tidak lepas dari ketersediaan yang diberikan oleh alam. Artinya, jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitu pun sebaliknya," katanya.

Di sisi lain, ia menyebut, pemanfaatan hujan buatan saat ini makin meningkat. Khususnya karena frekuensi kejadian bencana hidrometeorologi di Indonesia ikut melonjak. Selain itu, aktivitas hujan buatan banyak dimanfaatkan untuk tujuan mitigasi bencana yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.

“Seperti untuk mengantisipasi kekeringan, bencana banjir serta bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan atau karhutla. Selain itu, TMC juga sudah dipercaya dalam pengamanan proyek strategis nasional dan kegiatan penting kenegaraan yang bersifat nasional dan internasional baik untuk mengurangi gangguan kabut asap maupun menjaga agar lokasi kegiatan tidak terkendala oleh cuaca ekstrem,” kata dia.

Kepala BPPT Hammam Riza sebelumnya mnengatakan, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo telah berkoordinasi dengan BPPT terkait upaya menurunkan hujan di desa yang berpotensi terkena kekeringan. Dengan hujan buatan nanti, diharapkan menjadi solusi agar wilayah-wilayah, khususnya yang menjadi lumbung padi, dapat terhindar dari kekeringan.

"Kami tentu di BPPT akan berupaya optimal untuk membuat hujan buatan dan mengatasi kekeringan sehingga risiko gagal