Awas Bahaya Pecah Pembuluh Darah di Otak
Baru saja tersiar kabar mengagetkan tentang seorang teman yang meninggal tiba-tiba dalam usia produktif. Ada banyak berita yang tersiar tentang penyebabnya dan baru diketahui setelah ada pemeriksaan lebih lanjut dari pihak medis.
Salah satu hal yang menarik perhatian lebih adalah berita bahwa kematian mendadak itu disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh darah di otak yang pecah mengakibatkan pendarahan dalam sehingga jaringan sel otak mati.
Dalam dunia medis, kasus pecahnya pembuluh darah di otak kerap disebut sebagai stroke hemoragik. MenurutProf. Dr. Djoko Maryono, Sp. PD, Sp. JP, FIHA, FACC, dokter spesialis penyakit dalam dan jantung koroner dari Rumah Sakit Medistra Gatot Subroto, Jakarta, stroke hemoragik bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti trauma atau hantaman pada kepala, hipertensi, penyakit tertentu, faktor keturunan, hingga penyumbatan pembuluh darah karena kolesterol.
Seseorang yang mengalami pendarahan otak biasanya mengalami gangguan pada organ tubuh yang terhubung dengan bagian otak yang mengalami pendarahan. Misal, jika pendarahan terjadi di bagian otak yang menjadi sistem koordinasi penglihatan, maka akan muncul gangguan penglihatan secara tiba-tiba.
Meski demikian, secara umum, pendarahan pada otak diikuti beberapa gejala, mulai sakit kepala parah, tubuh kejang-kejang, kehilangan koordinasi keseimbangan tubuh, gangguan motorik tubuh, pingsan, hingga keluarnya darah dari beberapa bagian tubuh seperti mulut, telinga, ataupun mata.
Ketika pendarahan otak terjadi, tindakan medis yang biasa dilakukan adalah melalui metode operasi untuk memperbaiki jaringan otak yang rusak akibat pendarahan. Kemudian, barulah disusul dengan terapi obat-obatan.
Sayangnya, sebagian besar penderita yang pernah mengalami pendarahan otak tidak bisa pulih seperti semula. Minimal, ada beberapa gangguan syaraf pusat yang memengaruhi motorik tubuh.
Agar hal tersebut tidak Anda alami, ada beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Hindari faktor pemicu.
Risiko terkena stroke hemoragik bisa dicegah dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat memicunya. Apabila Anda memiliki riwayat hipertensi, maka sebaiknya Anda secara teratur memeriksakan tekanan darah Anda dan menjaga agar tekanan darah tetap stabil dengan menggunakan obat-obatan tertentu atau menghindari mengonsumsi makanan yang memicu kenaikan tekanan darah.
2. Lakukan gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, rutin berolahraga atau beraktivitas fisik, perbanyak minum air putih agar tubuh dan otak terus terhidrasi, hindari kebiasaan merokok, jangan menggunakan obat-obatan terlarang atau narkoba.
3.Hindari kolesterol jahat.
Low-density lipoprotein(LDL) yang disebut juga kolesterol jahat berpotensi besar menyumbat dinding arteri dan pembuluh darah otak. Jika ditambah dengan tekanan darah yang tinggi, itu dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Untuk menghindarinya, hindari mengonsumsi makanan berlemak jenuh tinggi dan perbanyak mengonsumsi serat serta makanan yang mengandung asam lemak esensial yang berfungsi menstabilkan kadar kolestrol darah.
4.Waktu tidur cukup.
Ini yang sering dilupakan oleh masyarakat modern: pentingnya waktu tidur. Hindarilah kebiasaan begadang. Tubuh membutuhkan waktu istirahat untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dan menyeimbangkan hormon.
5.Hindari trauma atau hantaman pada bagian kepala.
Selain itu, karena stroke hemoragik juga bisa disebabkan oleh cedera di kepala, maka berhati-hatilah saat melakukan berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar rumah. Jika Anda berkendara motor, biasakan untuk menggunakan helm yang berkualitas. Meski dilindungi oleh tengkorak yang keras, otak tetaplah organ tubuh yang terdiri dari jaringan sel dan syaraf yang sangat halus sehingga mudah rusak.