Baju Augmented Reality Bisa Perlihatkan Detak Jantung Manusia

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Baju tembus pandang sudah jadifashion itemyang digemari perempuan. Bagaimana jika ada baju yang bisa melihat bukan saja lapisan kulit manusia, tetapi hingga ke organ tubuh? Akankah ia jadi favorit?

Kebanyakan dari kalian mungkin akan sulit mempercayai hal ini. Tetapi jika kamu mengenakan kaus Curiscope Virtuali, siapa pun bisa melihat jantungnya berdetak secara langsung.

Kaus Curiscope Virtuali didesain dengan menyematkan teknologiaugmented reality(AR) yang bisa mengukur detak jantung menggunakan kamerasmartphonedan memvisualisasikannya secarareal-timepada kaus yang dikenakan penggunanya.

DilansirDigital Trends, kaus AR tersebut bisa 'menerawang' tubuh dengan menggunakan teknik kontak fotopletismografi yang dikenal untuk sensor detak jantung atau teknik untuk mendeteksi organ dalam tubuh lainnya.

Ada 3 modal utama untuk menjalankan teknologi ini. Yang pertama adalah kaus Curiscope Virtuali, aplikasi yang telah dirancang Curiscope untuk mendeteksi jantung, dansmartphone.

Untuk melihat detak jantung, pengguna harus terlebih dahulu mengenakan kaus AR-nya. Kemudian, angkat smartphone setinggi jantung. Pengguna diminta untuk menempelkan jarinya ke lensa kamera belakang ponsel.

Saat kamera belakang ponsel tertutup jari, saat itulah pemindaian detak jantung dilakukan. Kemudian layar ponsel seketika akan menunjukkan jantung yang berdetak, seakan memperlihatkan kondisi jantung si pengguna dan organ lain yang ada di sekitar jantung.

Jantung virtual itu bisa dilihat dari berbagai sisi. Pengguna diberi gambaran tentang 'kehidupan' di dalam tubuh.

Teknologi ini diciptakan oleh Curiscope yang telah sukses mengkampanyekan produknya di situs penggalangan dana khusus startup teknologi Kickstarter. Teknologi ini mendapatkan banyak perhatian karena dianggap cocok untuk mengedukasi anak-anak tentang organ tubuh manusia.

Selain kaus Curiscope Virtuali, startup yang fokus di bidang gambar virtual ini juga membuat proyek lain seperti Operation Apex yang menggunakan teknologi virtual reality (VR) untuk melakukan petualangan di dasar laut tanpa harus menyelam.