Bandung Dijadikan Basis Gerakan Anti-Hoax

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Perkembangan teknologi Informasi masa kini memungkinkan semua orang memiliki cara menjadi seorang penyampai berita. Sayangnya, ada berita-berita yang disampaikan masyarakat melalui media sosial seolah-seolah fakta padahal tidak.

 

"Itu menimbulkan efek negatif yang merusak di dalam masyarakat," kata Ketua Panitia Aksi Bandung Basmi Hoax Miki Balila, di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2017.

 

Itulah sebabnya, Komunitas Bandung Anti Hoax bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi membuat sejumlah program untuk memberangus berita-berita hoax. Bandung pun dijadikan sebagai basis gerakan antihoax. "Alasannya adalah Kota Bandung dikenal memiliki pusat pengembangan teknologi informasi dengan sebutan Bandung Valley," ujar Miki.

 

Program pertama yang akan dilakukan adalah menggelar diskusi publik, yang rencananya akan dihadiri oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil, Pakar Teknologi Informasi Onno W Purbo dan Rosarita Niken Widyastuti, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo. Acara ini akan digelar di Rogers Cafe Bandung, Jl Ir H Juanda No 97 Bandung Wetan, Kota Bandung, 19 Maret mendatang.

 

Target audience diskusi ini adalah masyarakat umum, komunitas, akademisi, sekolah, lembaga terkait, organisasi pemuda dan organisasi lainnya.

 

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya pengguna media sosial, agar lebih bijak dalam menerima berita, terlatih untuk dapat melakukan cross-chek, dan berhati-hati ketika menyebarluaskannya.

 

Acara ini juga akan memberikan pemahaman mendalam kepada tokoh agama serta budayawan setempat bahwa budaya fitnah, hasut, dan hoax, bertentangan dengan ajaran agama serta budaya Indonesia.

 

"Selain itu juga untuk memberikan semangat kepada aparatur hukum, khususnya kepolisian, untuk turut aktif mensosialisasikan bahaya penyebaran hoax, serta memberikan pemahaman konsekuensi hukumnya bagi para pelaku hoax," kata Miki.(*)

Berita Terkait: