Batu Spesial di Dunia Nyata yang Menginspirasi The Infinity Stones
Ketidaksabaran kita untuk segera menonton 'Avengers: Infinity War', boleh jadi disebabkan banyaknyasuperheroyang dimunculkan sekaligus dalam ceritanya.
Tetapi, inti film yang diproduksi Marvel Studios itu sebetulnya bukan hanya soal penggabungan kekuatansuperhero, melainkan batu-batu sakti yang disebut The Infinity Stones.
Nian batu luar biasa dalam film itu cuma fiktif, menukil dariBBC International, dasar inspirasinya berasal dari dunia nyata.
Batu-batu tertentu selalu punya tempat dalam sejarah dan budaya manusia, yang meski tak dapat memutar ulang waktu atau menghancurkan planet seperti The Infinity Stones, manusia tetap memperlakukannya secara spesial.
SebutlahBaetyliaatauBaetylus, yang juga dijulukisoul stones, secara khusus diyakini oleh orang Yunani kuno telah dijiwai oleh kekuatan hidup para dewa.
Batu yang dipercaya jatuh dari langit ini dianggap memiliki roh yang membuatnya mampu bergerak atau berbicara.
Blarney Stone, batu legendaris yang terletak di Irlandia, yang sampai saat ini masih sering dicium pengunjung demi keberuntungan.
Mitos menyebutkan, jika Blarney Stone dipindahkan maka seisi kota bakal runtuh. Itulah yang membuatnya selalu ada di Kastil Blarney yang terbuka, bukannya di museum modern dengan penjagaan super ketat.
Lapis Manalis, batu khusus yang sering ditenggelamkan ke dalam air oleh Bangsa Romawi dalam ritualaquaelicium. Mereka berharap memulai ritual ini, hujan dan kemakmuran senantiasa menghampiri.
Kanju dan Manju dalam mitos Jepang, bebatuan sakral Sledoviks di Rusia, permata-permata spesial dalam sejarah Bangsa Maya, sampai salah satu belati dari Mesir Kuno milik Raja Tutankhamun yang diagungkan dan memang terbukti dibuat dari batu meteor. Semua batu itu punya latar belakang tak biasa, unik, memiliki fungsi berbeda.
"Pengagungan terhadap batu suci adalah bentuk tertua dari agama, dan ini salah satu cara paling universal," sejarawan George F Moore, yang menyebut batu telah sejak lama mewarisi peran penting dalam agama bahkan pada titik awal sejarah manusia.
Tetapi, tak semua batu spesial hadir untuk dipuja meski punya tempat khusus dalam agama. Sebuah batu bisa dimuliakan namun itu tak lantas membuatnya menyamai keagungan ilahi.
Misalnya, Hajar Aswad, yang bagi umat Muslim dianjurkan untuk menghormatinya namun bukan menyembahnya. Dua perlakuan itu tak dapat disamakan, karena dasar aturan Islam melarang tegas penyembahan terhadap benda.
Kita pun tak perlu berkhayal menyatukan batu-batu spesial di dunia nyata demi menghadirkan kekuatan magis, apalagi membuat teori konspirasi ataucocoklogitentangnya. Fiksi semacam itu cuma hadir di dunia Marvel: hanya fantasi yang diidamkan oleh Thanos.