Bayi Terpapar Rokok Sejak Dalam Kandungan Lebih Berisiko Asma, Ini Penjelasannya

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sekitar 35 persen anak dari ayah yang perkokok berat positif mengidap asma sebelum berusia enam tahun, 25 persen anak dari ayah yang perkokok sedang menhgidap asma, dan hanya 23 persen dari anak yang sama sekali tidak merokok mengidap asma. Fakta ini diungkapkan oleh penelitian terbaru mengenai pengaruh perubahan kimia terhadap DNA yang dilakukan di Pusat Kesehatan Pertahanan Nasional di Taipei, Taiwan.

Memangnya, apa yang terjadi jika bayi terpapar asap rokok sejak berada di dalam kandungan ibunya?

Ayah yang merokok selama istrinya mengandung diasosiasikan dengan perubahan metilasi, yakni kode kimia di sepanjang untai DNA yang mempengaruhi aktivitas gen, di bagian gen-gen yang terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh dan perkembangan asma di tubuh bayi.

Para peneliti mengekstraksi DNA bayi dari darah tali pusat segera setelah lahir dan memeriksa metilasi sepanjang untai DNA. Semakin sering ayah merokok selama kehamilan, semakin banyak metilasi meningkat pada rentang tiga gen spesifik yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh.

Anak-anak yang mengalami peningkatan metilasi terbesar saat lahir, memengaruhi ketiga gen ini, memiliki risiko hampir dua kali lipat menderita asma pada usia 6 tahun. Yang perlu diketahui pula, asma yang disebabkan oleh perubahan genetik akibat terpapar asap rokok selama berada di kandungan tidak sama dengan asma yang disebabkan oleh alergi.

Dr. Avni Joshi, seorang peneliti di Mayo Clinic Children's Center di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menyimpulkan, “Merokok tidak baik dilakukan kapan pun, baik sebelum bayi lahir maupun setelah bayi lahir. Banyak orang tua berhenti merokok hanya sementara waktu yakni sampai kelahiran sang bayi, namun penelitian ini menekankan bahwa eksposur rokok yang diciptakan oleh orang tua dapat menyebabkan perubahan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, yang terbaik adalah berhenti merokok ketika Anda memutuskan menjadi orang tua, bahkan sebelum konsepsi terjadi,” pungkas Avni Joshi.

(riz/bin)