Begini Sensasi Jakarta-Bandung Pakai MPV Listrik BYD M6

pada 3 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Mobil berjenis MPV listrik pertama di Tanah Air, yang sempat viral di ajang GIIAS 2024 ini akhirnya kami coba juga. Rutenya Jakarta - Bandung - Jakarta. Impresi apa yang kami rasakan?

Secara dimensi, BYD M6 punya dimensi panjang 4.710 mm, lebar 1.810 mm, tinggi 1.690 mm, dan jarak sumbu roda 2.800 mm. Sementara ground clearancenya 170 mm.

 

 

Ukuran tersebut membuat mobil ini layak disebut sebagai MPV berdaya tampung 7 penumpang. Ruang pada tiap baris kursi pun jadi leluasa, apalagi lantainya rata.

Sebagai penumpang, kita juga akan dimanjakan olehcaptainseatpada tipe Superior, jugagimmickatappanoramicyang bisa dibuka tutup secara elektrik.

Selain itu, kualitas audio bawaan pabrik juga cukup baik, dan fitur konektifitas smartphone yang ada di headunit-nya juga bekerja dengan baik.

Adanya jok captain seat, jelas memanjakan. Selain itu, akses keluar masuk ke kursi baris ketiga juga lebih leluasa karena ada gang diantara sepasang jok captain seat di tengah.

Bahkan, duduk di kursi paling belakang pun, tetap terasa cukup nyaman, karena ruang kaki dan ruang kepala terasa lega. Apalagi kalau kursi baris kedua dimajukan sedikit, makin nyaman deh.

Bantingan suspensi yang dirasakan di belakang juga cukup nyaman. Suspensinya bisa meredam dengan cukup baik berbagai guncangan di jalanan.

Meskipun, suspensi yang relatif empuk tersebut masih menyisakan sensasi mengayun saat melewati jalan bergelombang.

Secara keseluruhan, jadi penumpang di BYD M6 cukup nyaman dan menawarkan ruangkabin yang lega. Ekosistem pendukung di dalam kabin pun cukup lengkap.

Lalu bagaimana rasanya dari sisi pengemudi?

BYD M6 dibekali Blade Battery berkapasitas 55,4 kWh dengan jarak maksimum 420 km dan satu lagi berkapasitas 71,8 kWh dengan jarak tempuh 530 km.

Di atas kertas, rute Jakarta - Bandung - Jakarta sepertinya tidak perlu lagi melakukan pengecasan, sehingga menambah kepraktisan saat menggunakan mobil ini untuk rute yang lumayan jauh.

Listrik dari baterai tersebut mensuplai motor tipe AC Permanent Magnet Synchronous Motor dengan penggerak roda depan. Varian Standard tenaganya 160 hp dan torsinya 310 NM, sementara yang kami gunakan varian Superior, tenaganya 201 hp dan torsinya 310 Nm.

Akselarasi yang kami rasakan cukup bertenaga dan mengisi secara spontan sejak pedal gas diinjak pertama kali. Meski begitu, memang tidak seagresif mobil-mobil BYD lain, seperti Dolphin maupun Atto 3.

Begitu juga dengan handling yang memamng masih jauh dari ketiga mobil BYD di Indonesia yang sudah lebih dulu dipasarkan.

Ketika digas spontan dan bermanuver, akan sedikit sulit untuk mengendalikan laju mobil, karena pergerakannya masih terlalu liar, dimana bagian belakang seolah tidak selalu bisa mengikuti bagian depan.

Feedback setir yang minim juga jadi penguat dan setingan suspensi yang cenderung empuk. Tapi perlu diingat, ini adalah sebuah MPV, sebuah mobil keluarga, sehingga handlingnya itu masih bisa diwajarkan.

Toh, dengan setingan seperti itu, kenyamanan dalam mengemudikan mobil ini jadi terjaga.

Kami juga melakukan pengetesan dengan mengisi full penumpang sampai 7 orang. Dan melakuakn tes tanjakan yang lumayan curam.

Hasilnya? mobil ini masih sangat sanggup untuk leladeni tanjakan dengan penumpang full. Bahkan ketika harus berhenti di tengah tanjakan dan melaju lagi, traksi ban tetap cukup baik.

 

 

Hanya terjadi selip sedikit saat mobil berakselarasi dari saat berhenti di tanjakan. Hal ini juga wajar, mengingat mobil ini menggunakan penggerak depan dan mengusung muatan full.

Kalaupun nantinya bakal ada penyempurnaan, tentu kami menantikan BYD M6 menggunakan platform terbarunya, cell to body, yang membuat sassis jadi lebih rigid dan ruang pun bisa dioptimalkan.