Bek Persela Lamongan Sempat Dihantui Rasa Bersalah

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Laga Persela Lamongan melawan Semen Padang, Minggu (15/10), boleh jadi momentum pahit yang tak akan terlupakan oleh bek asal Brasil Ramon Rodrigues. Ia harus menerima kenyataan bahwa rekan satu timnya, Choirul Huda, meninggal dunia di lapangan.

Bek asal Brasil Rodrigues sempat bertabrakan dengan sang kiper, Choirul Huda, saat keduanya sama-sama berupaya membuang bola di daerah pertahanan Persela.

Setelah bebenturan di menit ke-45, Choirul Huda yang mengalami kesulitan bernapas dilarikan ke RSUD Dr SOegiri Lamongan. Namun, nyawa penjaga gawang 38 tahun itu tak lagi tertolong.

Nyawa Choirul Huda tak terselamatkan usai mengalami insiden tabrakan dengan Ramon Rodrigues. (ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra)

Kenyataan ini menjadi pukulan telak bagi Rodrigues. Ia sungguh terpukul meratapi kepergian sang kapten, Choirul Huda.

Pelatih Persela Aji Santoso, harus memberikan penguatan pada Rodrigues yang dirundung rasa bersalah. Ia khawatir mental bermain bek 29 tahun itu terganggu di kemudian hari.

"Ramon sempat merasa bersalah dan menyesal. Tapi setelah saya jelaskan panjang lebar dia bisa memahami," kata Aji Santoso kepadaCNNIndonesia.com, Senin (16/10).

Tim ofisial dan suporter Persela Lamongan mengiringi kepergian terakhir sang legenda, Choirul Huda. (ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra)

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, manajemen Persela mempensiunkan nomor punggung 1 yang selama ini melekat di jersey tim Choirul Huda.

Suporter Persela juga meminta kepada PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk meliburkan pertandingan sepekan sebagai bentuk dari belasungkawan kepada Choirul Huda.

"Choirul Huda adalah legenda penjaga gawang di Indonesia. Menurutku baik juga usulan dari suporter itu," kata Aji.

Berita Terkait