Belajar dari Kecelakaan Bos Indomaret, Jangan Nyalip Truk dari Kiri!

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto: Ilustrasi - Ist

Uzone.id- Hyundai Palisade harus ringsek tertimpa kontainer ketika hendak menyalip dari sisi kiri truk tersebut di tol Cipularang, Jawa Barat.

Hyundai Palisade yang dikendarai Direktur PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Yan Bastian hendak menyalip kontainer dari sisi kiri, ketika jaan sedang menurun, sehingga menyebabkan truk kehilangan kendali, kemudian terguling dan menimpa SUV Hyundai tersebut.

Apa yang bisa kita pelajari dari kejadian tersebut?

Jusri Pulubuhu, pakar keselamatan berkendara dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengungkap kalau menyalip dari sisi kiri sangat berbahaya, apalagi yang hendak disalip kendaraan besar.

BACA JUGA: Kawasaki Ninja ZX600 R Jadi Tongkrongan Ahmad Dhani Muda

"Karena kita setir kanan, blind spot kendaraan akan lebih besar sebelah kiri dibanding sebelah kanan, apalagi yang disalip kendaraan besar seperti truk, makin besar blind spotnya," kata Jusri.

Dirinya melanjutkan, sisi kiri selalu menjadi bagian dari bahu jalan kalau di tol. Sisi kiri juga kalau di jalan biasa tempatnya pejalan kaki, tempatnya mobil parkir dan lain-lain.

Jadi secara umum, begitu banyak bahaya yang mengintai ketika kita menyalip kendaraan lain dari sisi kiri. Selain blind spot, ada objek-objek lemah seperti motor dan pejalan kaki.

"Oleh karena itu, dibuat aturan untuk kenyamanan dan keselamatan, kiri nggak boleh nyalip kalau di setir kanan," tambah Jusri.

Kecelakaan yang paling sering terjadi di jalanan menurut Jusri justru ketika sedang menyalip kendaraan lain. Karenanya, ada teknik khusus ketika ingin menyalip kendaraan lain.

Dirinya menyarankan tiga teknik menyalip berbasis pola pikir. Pertama, selalu bertanya penting nggak kita menyalip. Kalau tidak perlu jangan menyalip.

Kalau perlu, maka lakukan step kedua yaitu dibenarkan atau tidak, menyangkut legalitas seperti nggak boleh menyalip di solid line, di tikungan, tanjakan, turunan, bahu jalan dan sebagainya.

"Kalau step kedua sudah dijawab, maka masuk step ketiga, yaitu aman atau tidak. Kalau aman ini basisnya di otak kita, kita harus paham. Kalau semua pertanyaan-pertanyaan tadi terjawab ya, baru kita overtake (menyalip)," bebernya.

Jaga jarak wajib tetap dilakukan saat hendak menyalip. langkah-langkahnya, dimulai dari melihat spion di kiri, kanan dan belakang, kemudian menyalakan lampu sein baru eksekusi ketika dipastikan kondisi sekitar sudah aman.

"Tambahkan kecepatan dan pastikan kecepatan kita jangan sama. Tambah 15-20 km/jam. Karena pada saat kita overtaking tadi, itu adalah situasi yang rentan dengan kecelakaan. Jadi jangan lama-lama di area itu, itu bukan comfort zone," jelasnya lagi.

Setelah dirasa aman, segera kembali lagi ke jalur semula. Caranya, perhatikan spion tengah mobil, ketika kita sudah melihat roda depan kanan kendaraan yang kita salip, artinya sudah aman. Jadi jangan asal main pindah jalur dan memotong jalur kendaraan lain.

Komparasi Dua Motor Listrik Lokal Terbaik