Benarkah PUBG dan Game Baku Tembak Sejenis Picu Perilaku Brutal?

pada 5 tahun lalu - by

Uzone.id- Komunitas Ruang Game Aceh lagi geger nih. Mereka kecewa lantaran Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan fatwa haram terhadapgamePUBG dan permainan baku tembak sejenis. Alasannya, permainan tersebut menimbulkan dampak negatif.

MengutipAntara, MPU menyimpulkan, PUBG tidak baik karena mengandung unsur kekerasan dan kebrutalan.

Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali mengatakan, PUBG dan permainan sejenis menciptakan perilaku aneh—brutal dan beringas hingga meresahkan orang lain—hingga perubahan perilaku.

Baca juga:6 Kota di Dunia yang Ramah Bagi Suka Gowes

Beberapa negara—China, India, Nepal, dan Irak—sudah lebih dulu melarang masyarakatnya memainkan PUBG.

Di India, ada beberapa kasus yang sempat menyita perhatian publik terkaitgamePUBG. Salah satunya, pemain menelantarkan anak dan istri yang hamil, karena asyik dengan PUBG sepanjang hari.

Para ahli memang telah melakukan penelitian soalgamekekerasan sejak beberapa tahun silam. MengutipPsychology Today, pada 2012, penelitian Whitney Gunter dan Kevin Daly berusaha menyelidiki hubungan antara bermaingamekekerasan dan perilaku negatif.

Baca juga: Red-Eye Flight, Penerbangan yang Bikin Mata Penumpang Merah, Kok Bisa?

Perilaku negatif yang dimaksud, yaitu kekerasan atau perilaku menyimpang seperti bolos sekolah, pencurian, penipuan, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Hasil dari penelitian yang melibatkan 6567 siswa kelas delapan di kota Delawar, Amerika Serikat ini tidak terlalu mengejutkan. Lebih dari 60% anak laki-laki yang bermain video game kekerasan lebih mungkin melakukan perilaku menyimpang, baik kekerasan atau non-kekerasan.

Anak perempuan menunjukkan tren yang sama, tapi angkanya lebih rendah. Selain itu, peneliti juga membandingkan anak-anak yang bermaingamedan yang tidak.

Baca juga: Daftar 20 Maskapai Terbersih 2019, GarudaGakMasuk Daftar

Ternyata perbedaannya tidak terlalu jauh. Namun pada 26% anak perempuan yang bermain game, mereka lebih mungkin terlibat dalam perkelahian kelompok.

Kesimpulannya, ada faktor-faktor lain di luar game kekerasan, yang menyebabkan perilaku menyimpang pada anak. Selain itu, anak perempuan lebih rentan terhadap pengaruh game kekerasan daripada anak laki-laki.