Benarkah Transfer Higuain Adalah Sebuah Kegagalan?

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Juventus adalah tim pesakitan. Tunggu, janganbaperlebih dulu karena konteksnya adalah ajang Liga Champions. Perkara Serie A dan Coppa Italia itu beda cerita. 

Dalam musibah teranyar di mana mereka takluk 1-4 dari Real Madrid di pertandingan final Liga Champions, Minggu (4/6) dini hari WIB lalu, terlihat bagaimana bukti pesakitan itu. Tapi mungkin itu tak sepenuhnya salah "Si Nyonya Tua". 

Kesalahan utamanya justru terletak pada sang striker, Gonzalo Higuain. Setidaknya hal itu yang dikemukakan oleh Angelo Di Livio, salah satu legenda hidup Juventus yang telah mempersembahkan tigascudettodan satu trofi Liga Champions. 

"Siapa yang paling mengecewakan saya? Tentu saja Higuain. Saya mengharapkan banyak dariPipita(julukan Higuain), atau setidaknya sesuatu yang lebih dari kualitas teknik dan insting haus gol," kata Di Livio seperti yang dilansir darill Mattino.

[Baca Juga:Cerita Soal “Menghilangnya” Dybala di Final Liga Champions]

Seperti diketahui, salah satu alasan Juventus menggelontorkan dana sebesar 90 juta euro demi memboyong Higuain adalah agar mereka mampu merengkuh Liga Champions, tak hanya sekadar liga domestik yang berhasil dirajai dengan mudah. Jelas maksud Di Livio adalah Juventus membutuhkan lebih dari sekadar gol dari Higuain, tapi ia juga diharapakan mampu muncul sebagai pembeda. 

Higuain sendiri telah berhasil mencatatkan dua tembakan tepat sasaran ke gawang Madrid ditambah satuassistyang diberikannya kepada Mario Mandzukic. Namun hanya itu saja yang bisa dibanggakannya. Padahal, Juventus membutuhkan sosok pembeda saat Paulo Daybala yang terhitung masih muda tak mampu berbuat banyak. Dan di situlah harusnya Higuain hadir sebagai pemain kelas dunia dengan harga selangit yang amat dibutuhkan pengalamannya.

Sayangnya, Higuain rutin memiliki mimpi buruk di babak final. Tercatat pemain kelahiran Prancis itu telah gagal di empat final berbeda, baik itu di level klub maupun internasional, yakni di final Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan 2016, serta Liga Champions teranyar. Parahnya lagi, Higuain juga tak mampu mencetak satu pun gol di laga-laga penting tersebut.

"Dia memberi saya kesan yang berbeda dibanding yang lainnya. Tidak seorang pun di Juventus yang mencoba untuk memuat perbedaan dan menegaskan kualitas mereka, tapi Higuain adalah orang yang menciptakan kesan terbesar bagi saya dengan cara yang negatif," tambah Di Livio. 

Berbicara mengenai kesan negatif, Higuain sebenarnya sudah mengindikasikan sejak awal kedatangannya. Dirinya sempat dikritisi akibat terlalu gemuk dan dikhawatirkan akan berimbas pada performanya. Namun stigma buruk tersebut berhasil dihapusnya lewat tiga gol yang dibukukannya dalam tiga laga pembuka Serie A.

[Baca Juga:Era Akhir Juventus?]

Sejatinya, torehan gol Higuain di ajang Serie A musim ini juga menurun ketimbang musim lalu saat dirinya menjadi top-skorer bersama Napoli. Di musim ini, lulusan akademi River Plate itu hanya mencetak 24 gol, 12 lebih sedikit dibanding edisi sebelumnya. Jumlah golnya pun tertingal jauh dengan Edin Dzeko yang menjadi top-skorer Serie A musim ini dengan 29 gol. 

Jadi, masih yakin jika transfer Higuain bukan sebuah kegagalan?