Berburu Foto Burung Migran di Danau Limboto

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Perahu bocor itu terpaksa kembali menjadi pilihan Debby Hariyanti Mano dan kawan-kawan. Meski berbahaya, perahu itu sudah berkali-kali mengantarkan mereka ke tengah danau Limboto, Gorontalo.

Burung-burung yang ada di danau itulah tujuan utama dan alasan mereka harus bersusah payah. Kelompok yang dikenal dengan nama Biodiversitas Gorontalo (Biota) itu berupaya mengabadikan potret berbagai macam burung dan sekaligus mengembalikan keindahan danau yang kini termasuk dalam danau kritis nasional.

Perahu tersebut milik seorang warga lokal yang sudah hafal betul lokasi-lokasi pengamatan burung di Limboto. Karena sudah terbiasa, perahu yang mampu menampung enam orang itu pun tetap digunakan oleh Debby bersama dengan anggota komunitas lainnya. Konsekuensinya, sebagian penumpang harus menguras air yang masuk ke kapal, sementara penumpang lain sibuk memotret burung.

“Untuk memotret burung kami perlu menuju titik tertentu seperti ke tengah-tengah danau. Perahu itu sangat membantu kami dalam proses pengamatan,” ujar jurnalis media massa nasional itu.

Serupa dengan perahu yang biasa digunakan Debby, danau Limboto pun terancam kelestariannya karena tidak terawat. Debby bersama beberapa rekannya lantas mendirikan Biota. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaga keanekaragaman hayati di Limboto. Komunitas pecinta lingkungan hidup itu baru saja sah berbadan hukum sejak Mei lalu. Meski begitu, komunitas itu sudah aktif sejak empat tahun lalu.

“Saya waktu itu memulainya bersama teman-teman wartawan, beberapa pecinta fotografi, dan juga pecinta lingkungan,” ujar Debby yang merupakan Ketua Biota.

Fotografi adalah bagian penting dari aktivitas komunitas itu. Selain karena komunitas itu terbentuk lewat hobi memotret hewan, fotografi juga berperan penting sebagai data pengamatan keanekaragaman hayati. Perempuan berusia 34 tahun itu mengaku, beberapa kali Biota melakukan kegiatan di sejumlah hutan lindung maupun taman nasional di Gorontalo. Akan tetapi, kata Debby, danau Limboto kini menjadi fokus utama komunitas.

“Danau Limboto itu dekat dengan pusat kota Gorontalo sehingga mudah diakses. Selain itu, di danau itu burungnya masih banyak,” kata Debby.

Debby mengaku tengah melakukan kampanye penyelamatan danau Limboto termasuk membela burung dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Burung adalah hewan yang bisa membuat danau Limboto naik daun. Debby menjelaskan, danau Limboto merupakan salah satu destinasi untuk pengamatan burung migran. Biota berhasil membuktikannya dengan menjadi pemenang kontes video dokumenter tentang burung migran tingkat dunia pada 2016.

“Setelah itu, banyak pihak yang melihat Gorontalo sebagai destinasi pengamatan burung migran. Dulu, Sulawesi itu tidak tercantum dalam peta migrasi burung,” ujar Debby.