Berburu Tas dan Sepatu MewahSecond-HandOnline

pada 7 tahun lalu - by

Adanya pemahaman bahwa setiap produk yang dipakai dapat mencerminkan status sosial seseorang sekaligus memancarkan aurapowerfuldan kesantrustworthymenjadikan koleksihigh-endselalu digemari dan diburu—bahkan seperti apa pun kondisinya.

Ketika Anda telah bosan dengan tas dan sepatu Anda, menyesali barang belanjaan Anda, atau baru menyadari bahwa barang yang Anda beli ternyata hanya teronggok begitu saja, akan selalu ada segelintir orang yang dengan senang hati merogoh kocek mereka demi mendapatkan produk fashion luks yang telah lama didamba-dambakan.

Sehingga ketika seseorang melego koleksi fashionnya dengan angka jauh di bawah harga ritel, tak ayal khalayak pun sangat bergairah untuk mendapatkannya. Kapan lagi bisa memiliki barang fashion bergengsi tanpa harus mengeluarkan bujet besar?

"Ketika seseorang baru menaikkan standar gaya hidupnya, mereka ingin memiliki barang bermerek namun sebisa mungkin tidak terlalu mahal. Tidak perlu keluaran terbaru karena yang paling penting adalah mereknya. Dengan koleksipre-lovedmereka bisa mencapai itu," tutur Lia Kurtz, pemilik butik konsinyasiSparkling Society.

Di lain pihak, banyak pula individu yang dengan giat berburu koleksipre-lovedkarena barang yang diinginkan telah lewat dari musimnya dan sudah tidak tersedia lagi di butik, atau merupakan koleksi langka yang sangat sulit untuk didapatkan. Sehingga label “brand new” pun tidak lagi menjadi faktor utama yang menentukan seberapa bernilai suatu barang.

Selalu ada individu-individu yang berminat membeli tas Hermès Himalaya atau bahkan sekadar Louis Vuitton Neverfull meskipun tas tersebut barangkali telah berusia belasan tahun dan memiliki banyak tanda-tanda bekas pemakaian.

Selama masih layak pakai dan relevan dengan tren terkini, kenapa tidak? Toh, kondisi boleh bekas tapi nama merek tidak akan berubah dan tetap prestisius.

Fakta ini bersambut dengan kecenderungan sejumlah pencinta fashion yang senang berbelanja koleksi teranyar kemudian merasa bosan setelah beberapa kali pemakaian.

Didukung oleh perputaran tren yang begitu cepat di setiap musim, serta tendensi untuk senantiasa tampilup to datedi tengah pergaulan mode, mendorong mereka untuk menciptakan improvisasiwardrobeagar tidak terlihat memakai barang yang itu-itu saja.

Melihat besarnya peminat koleksi fashionpre-owneddengan harga yang lebih bersahabat membuka peluang bagi parabig spenderuntuk memutar koleksi fashionnya dan mengalokasikan hasil penjualan untuk membeli barang-barang terbaru yang diinginkan. Terdengar bagaikan strategi yang cerdas, bukan?

Berkembangnya fenomena penjualan dan pemburuan barang bekas ini pun kemudian melahirkan terminologi baru di dunia internet yaknire-commerce.

Besarnya prospek pasar pemburu koleksi barang mewah bekas pakai menelurkan sejumlah bisnisstartupyang menjembatani antara penjual dan pembeli, sekaligus berperan sebagai 'album virtual' atas koleksi barang mewah bekas yang dipasarkan.



Di negara maju seperti Inggris, Perancis, dan Amerika, bisnis jual beli koleksipre-lovedberbasis konsinyasi seperti ini telah berlangsung selama lebih dari satu windu dan berhasil mendorongtrafficyang tinggi dalam skala global.

Artinya, jumlah peminatpre-loved luxury goodsbegitu besar dan menjadi segmen pasar yang potensial sehingga patut disambut denganplatformyang tepat.

Situs asal Perancis,Vestiaire Collective, disebut-sebut sebagai salah satu peloporstartupjual-beli koleksi fashionpre-lovedsekaligus menjadi situs konsinyasi terbesar di dunia.

Berbeda dengan beberapa situsre-commercelain yang membatasi transaksi dalam lingkup lokal atau regional, situs ini menghubungkan penjual dan pembeli dari berbagai belahan dunia, dan juga bersedia menanggung biaya kirim mancanegara.

Vestiaire Collectivememiliki tim besar yang akan mengecek keaslian setiap produk serta memverifikasi data kedua belah pihak demi menghindari terjadinya kasus penipuan, sehingga para penjual dan pembeli dapat bertransaksi dengan nyaman dan aman.



Tak ketinggalan, Indonesia juga memiliki sejumlah situsre-commerceterpercaya dengan pilihan produkpre-loved(maupun dalam kondisi belum pernah terpakai) yang beragam serta dibandrol dalam harga yang bersahabat.

Situs sepertiHuntstreetdanBrand Buffetmisalnya, menghadirkan jajaran koleksi fashion dari label-label bergengsi dengan kualifikasi yang baik. Hadir pula situsTinkerlustyang tak hanya menawarkan koleksi fashion luks saja, namun juga produk lansiran labelhigh streetdan premium.

Bergerak ke skala yang lebih kecil, bisnis konsinyasi barang mewah ini juga populer diplatformmedia sosial seperti Instagram dan Facebook. Angka pengikut yang mencapai puluhan ribu serta pesatnya arus transaksi menjadi bukti betapa besarnya peminat barang mewah bekas di seluruh penjuru negeri.

“Kebanyakan pembeli di Indonesia memiliki daya beli yang besar, terutama mereka yang tinggal di luar Jakarta. Satu pembeli bisa membeli dua atau tiga barang sekaligus. Meskipun jumlah suplai masih lebih banyak dibandingkan jumlah permintaan, namun setidaknya dari 10 barang yang dititipkan diWants & Needs, enam hingga tujuh barang biasanya langsung terjual,” jelas Nadia Rachel, pemilik bisnisre-commerceberbasis Instagram,Wants & Needs.

Besarnya pasar peminat koleksi barangpre-lovedini seolah menjadi justifikasi atasbuyers remorseatau pembelanjaan impulsif dari para tangan pertama. Dengan adanya sektorre-commerceini, Anda dapat menjual kembali barang belanjaan Anda dengan mudah.

Bahkan apabila barang yang Anda jual merupakan koleksi langka atau banyak diburu, tidak mustahil Anda justru dapat meraup keuntungan ketika Anda menjualnya kembali—apalagi jika kondisi barang mendekati baru serta memiliki dokumen lengkap bukti pembelanjaan.

Menyimpan koleksi fashion dengan segala kelengkapan hal-hal kecil yang menyertainya, sepertidust bagdan kartu penanda keaslian produk, dapat menjadi nilai tambah yang mempengaruhi harga jual.

“Tas luks apa pun selama kondisinya baik dan pemilik sebelumnya apik (dalam artian tidak jorok dan serampangan), didukung dengan harga jual yang menarik, pasti akan cepat laku. Tas seharga 15 juta ke bawah mudah sekali terjual,” ujar Nadia Rachel.



Kendati hampir segala jenis barang bermerek banyak diminati, namun tas tetap memilikiresell valueyang lebih tinggi dibanding jenis produk lainnya. "Tas dari koleksisignaturebisa menjadi investasi yang baik karena harganya akan tetap bagus. Sedangkan sepatu tidak bisa memiliki harga jual yang tinggi karena faktor tanda pemakaian, ukuran, dan model yang sudah lewat," jelas Ranisa Soraya, pemilikre-commerceberbasis Instagram,I Love Rag.

Permintaan akan barang mewah bekas telah menjadi suatu kebutuhan tersendiri di tengah pasar mode. Perputaran produk fashion luks ini dipandang sebagai suatu fenomena yang berkesinambungan seiring dengan pesatnya sirkulasi mode.

Setiap pencinta fashion ingin senantiasacatch updengan tren serta barang-barang teranyar, dan metode yang diterapkan olehre-commercememungkinkan individu dari berbagai kalangan untuk menggapai hasrat menjadi yang terdepan (atau setidaknya 'tidak ketinggalan jaman').

Nadia Rachel menuturkan pendapatnya; “Menurut saya, ke depannya perkembangan bisnis ini akan semakin marak. Karena barang baru terus berdatangan, barang lama akan berputar, dan semakin rendah harga jual maka ia pun akan semakin banyak dicari. Pembeli puas karena mendapatkan barang bagus dengan harga miring, penjual senang karena koleksi yang tidak terpakai bisa diuangkan kembali sehingga ia bisa membeli barang yang baru lagi.”

Siklus ini merupakanwin-win solutionbagi para pencinta fashion. Terlepas dari seberapa besar anggaran fashion Anda, kini Anda memiliki pembenaran serta metode yang masuk akal untuk berbelanja dan melakukan sesirecyclepada koleksi fashion Anda.

(Foto: Shutterstock, IMAXTREE.COM, Vincenzo Grillo/IMAXTREE.COM)