Betapa Brutalnya Sepak Bola Indonesia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Keributan di sepak bola Indonesia sekan tak ada habisnya.

Bagaimana tidak, hanya dalam tempo dua hari, kericuhan besar mewarnai jalannya Liga 2. 

Pertama, laga antara Persewangi Banyuwangi vs PSBK Blitar, Selasa (10/10/2017), nyatanya lebih mirip seperti pertujukan Gladiator ketimbang pertandingan sepak bola.

Belum habis keterkejutan pecinta sepak bola Tanah Air, kini giliran pertandingan PSMS Medan vs Persita Tangerang yang diwarnai kericuhan. 

Kali ini bukan pemain yang terlibat baku hantam, melainkan pendukung kedua kesebelasan. Partai PSMS vs Persita yang berlangsung dalam babak 16 besar Liga 2 di Stadion Persikabo pada Rabu (11/10), berakhir ricuh. 

Awalnya, para suporter Persita merangsek masuk ke area lapangan hijau untuk melancarkan protes terhadap manajemen klub. Situasi memanas ketika terjadi lemparan batu dari arah bangku penonton. Akhirnya, aksi saling lempar batu antara kedua suporter Persita dan PSMS pun tidak bisa terhindarkan.

Tak hanya itu, keributan juga menjalar hingga luar stadion. Suporter PSMS berbaju cokelat tersebut terlihat memukuli suporter Persita yang mengenakan baju ungu. Beberapa bahkan menggunakan benda-benda tumpul seperti balok dan kayu. 

Pertandingan sendiri berakhir untuk kemenangan PSMS dengan skor 1-0. Hasil itu membawa “Ayam Kinantan” lolos ke babak 8 besar Liga 2 menemani PSIS Semarang dari Grup B.

Pada laga lain, PSIS menang 3-0 atas Persibat Batang pada saat yang sama di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jawa Tengah. Di klasemen akhir Grup B, PSIS Semarang menjadi juara grup dengan nilai 13.