Big Data dan AI Bisa Bikin Rumah Sakit Pintar Lawan Covid-19

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Teknologi kini telah merasuk ke segala bidang, termasuk industri kesehatan. Apalagi saat ini rumah sakit harus bersiap menghadapi pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan akan selesai. Rumah sakit pun dipaksa untuk pintar, mengolah big data dan memanfaatkan kecerdasan buatan.

Digitalisasi dan otomatisasi sistem rumah sakit adalah jalan keluar mengatasi problem kesehatan di Tanah Air. Berbagai studi menunjukkan, sistem digital dan otomatis meningkatkan efisiensi perawatan dengan mengurangi proses manual yang rentan kesalahan. Sistem informasi manual tidak dapat diandalkan untuk proses analisis di taraf pelayanan pasien individual dan epidemiologi yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pandemi global.

Menyadari pentingnya digitalisasi dan otomatisasi sistem informasi kesehatan, pada 2018 pemerintah menginstruksikan semua rumah sakit di Indonesia menjadi "Rumah Sakit Pintar" dengan menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS). Sayangnya, sampai dua tahun kemudian, hanya sekitar sepertiga dari 2.831 rumah sakit di Indonesia yang menerapkan SIMRS.

Melihat situasi tersebut, perusahaan teknologi kesehatan, PT Docotel Teknologi, turut berkontribusi membuat solusi dengan menciptakan produk SIMRS bernama “D'Health”. Produk ini dikembangkan sebagai SIMRS yang mengikuti standar tertinggi pelayanan rumah sakit, tapi mudah diterapkan dan digunakan oleh tenaga kesehatan dan manajemen rumah sakit.

Aldy Rizaldy Nur MR, Executive Vice President Health Information System Division PT Docotel Teknologi, menjelaskan hanya dalam tempo dua tahun, D’Health telah beroperasi di beberapa rumah sakit di Indonesia, salah satunya di Mayapada Healthcare Group. Desain, kemudahan penggunaan, dan standardisasi tingkat tinggi D’Health telah mendapat kepercayaan dari banyak penyedia layanan kesehatan di Tanah Air.

Untuk melengkapi D’Health, pada Mei tahun ini, PT Docotel Teknologi merilis produk teknologi kesehatan baru berupa aplikasi telemedicine bernama e-Poly.

“Peluncuran e-Poly merupakan jawaban Docotel Teknologi terhadap hambatan yang terjadi pada pelayanan kesehatan akibat pandemi Covid-19. Aplikasi ini memungkinkan pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara daring melalui panggilan video untuk mengurangi risiko penularan dan rasa khawatir, namun menjaga kualitas hubungan manusia yang didapat dari konsultasi tatap muka langsung,” ujar Aldy dalam keterangan resminya, Rabu, 18 Agustus 2020.

Dia menjelaskan e-Poly mengintegrasikan seluruh proses layanan rawat jalan, mulai pendaftaran, penjadwalan konsultasi dengan fitur panggilan video, rekam medis hingga pembayaran non-tunai.
Docotel Teknologi meyakini e-Poly tidak hanya menjadi solusi sementara selama pandemi Covid-19, tapi juga berpotensi menjadi layanan kesehatan virtual pilihan masyarakat dan tenaga kesehatan di masa depan.

Docotel Teknologi akan terus mengembangkan produk teknologi kesehatan untuk memenuhi visi “Making a difference” (membuat perbedaan). Saat ini D'Health dalam pengembangan menuju D'Health Next Gen, bekerja sama dengan PT Arogya Mitra Sejati, perusahaan yang akan memperkenalkan tingkat analitik dan otomatisasi mutakhir.

Pengelolaan Stok di RS Lebih Efektif dan Efisien

Nicolas Tjahja Saputra, Chief Operating Officer Arogya Mitra Sejati (AMS), menjelaskan perusahaan memiliki misi membantu mengoptimalkan proses rantai pasokan kebutuhan industri kesehatan di Indonesia. AMS percaya kecerdasan buatan (AI) dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan kritis yang sangat menuntut kesiapan manajemen persediaan di rumah sakit.

“AMS melihat proses dan manajemen persediaan rumah sakit sebagai salah satu aset penyedia layanan kesehatan yang tersulit dan membutuhkan sebagian besar dari total modal yang diinvestasikan. Inilah salah satu faktor paling umum penyebab inefisiensi dan penurunan mutu layanan. Proses menyeimbangkan investasi berupa barang inventaris dan layanan pasien menjadi tantangan besar bagi manajemen rumah sakit,” paparnya.

Saat ini AMS melakukan inovasi dengan menyediakan solusi marketplace dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kemampuan sistem memenuhi permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat. Marketplace ini juga memberikan kemudahan bagi para pembeli dan penjual alat kesehatan dan obat-obatan untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga menciptakan efisiensi dalam proses pemesanan, pengantaran barang, dan penyediaan kebutuhan bidang kesehatan.

AI yang digunakan akan memberikan informasi, wawasan, tindakan, dan bantuan otomatis yang dapat mengoptimalkan proses pengambilan keputusan bagi rumah sakit. Sementara Inventory Management System menyediakan fungsi dan layanan untuk menangani stok, barang pesanan, barang masuk, dan barang dagangan untuk dijual.

“Kami percaya dengan kedua sistem itu rumah sakit mampu memberikan perencanaan biaya yang lebih ekonomis dan mengurangi biaya pesanan yang tidak perlu, biaya persediaan, juga biaya akuisisi. Akhirnya, sistem ini mengoptimalkan proses di rumah sakit yang berujung pada perawatan pasien yang lebih efisien dan efektif, serta bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dan para pengguna jasanya karena mengurangi biaya alternatif yang tidak perlu dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya,” kata Nicolas.